Kekhawatiran Krisis Perbankan Dorong Kenaikan Harga Emas Dunia

Kekhawatiran Krisis Perbankan Dorong Kenaikan Harga Emas Dunia

portal-rakyat.com – Harga emas dunia ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (24/3/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi WIB. Meski begitu, emas tetap mencetak kenaikan mingguan keempat berturut-turut.

Pergerakan harga emas tersebut dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap krisis sektor perbankan yang bisa memicu terjadinya resesi.

Mengutip Market Watch, harga emas berjangka Comex New York Exchange turun 0,6 persen ke level 1.983,80 dollar AS per ons. Secara mingguan, harga emas berjangka Comex naik 0,5 persen, sekaligus menjadi kenaikan empat minggu berturut-turut.

Sementara harga emas di pasar spot terpantau turun 0,8 persen menjadi di level 1.977,01 dollar AS per ons. Kedua patokan harga emas dunia itu sempat menyentuh level 2.000 dollar AS per ons pada sesi perdagangan kemarin.

Emas berjangka diperdagangkan setinggi 2.006,50 dollar AS per ons pada transaksi hari Jumat, menjadi kedua kalinya menyentuh level di atas 2.000 dollar AS per ons pada minggu ini, meski belum bisa mempertahankan level tersebut sejak 10 Maret 2022 lalu.

“Logam mulia terus dipengaruhi oleh berbagai kekuatan fundamental, mulai dari ekspektasi kenaikan (suku bunga Federal Reserve), ketakutan perbankan yang berkepanjangan, pelemahan dollar AS, dan penurunan imbal hasil U.S Treasury,” ujar Lukman Otunuga, Manajer Analisis Pasar di FXTM.

Emas mendapat keuntungan sejak jatuhnya bank asal Amerika Serikat (AS), Silicon Valley Bank California pada awal bulan Maret 2023. Kekhawatiran pasar tentang kemungkinan krisis perbankan bakal memicu resesi telah membuat emas menjadi aset safe haven yang diminati investor.

Kekhawatiran terhadap sektor perbankan kembali menguat pada perdagangan Jumat kemarin setelah terpukulnya saham Deutsche Bank dan UBS, dua bank raksasa di Eropa.

Ada kekhawatiran bahwa regulator dan bank sentral belum mampu mengatasi guncangan terburuk pada sektor ini sejak krisis keuangan tahun 2008.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS atau U.S Treasury pun menurun karena investor beralih ke aset yang lebih aman. Penurunan terjadi usai Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengisyaratkan bakal berakhirnya siklus pengetatan moneter.

The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada Rabu kemarin, namun turut memberi sinyal hanya akan menaikkan satu kali lagi suku bunga di tahun ini.

Sebelumnya, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger mengatakan, jika The Fed tidak dapat menaikkan suku bunga lebih jauh lagi, namun inflasi tetap tinggi maka akan menguntungkan pasar emas.

“Jika mereka (The Fed) benar-benar berhenti, itu jelas merupakan lampu hijau untuk pasar emas, menjadi aset lindung nilai klasik terhadap inflasi,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!