Emas Lagi Ga Ada Lawan! Fed ‘Galak’ pun, Harga Emas Terbang

Emas Lagi Ga Ada Lawan! Fed ‘Galak’ pun, Harga Emas Terbang

portal-rakyat.comJakarta, CNBC Indonesia Harga emas kembali terbang meskipun bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0%.

Harga emas tetap menguat karena kenaikan sudah sesuai ekspektasi pasar.

Pasar juga menyambut baik pernyataan The Fed jika mereka sempat mempertimbangkan untuk menahan suku bunga meskipun pada akhirnya tetap mengerek suku bunga.

Pada penutupan perdagangan Rabu (22/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.969,58 per troy ons. Harga sang logam mulia melonjak 1,52%.

Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan penutupan Selasa di mana emas anjlok 1,94%.

Harga emas masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Kamis (23/3/2023) pukul 06:39 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.971,56 per troy ons. Harganya menguat 0,10%.

Lonjakan emas setelah kenaikan suku bunga acuan adalah hal yang tidak biasa. Dalam setahun terakhir, emas biasanya langsung ambruk begitu The Fed berencana menaikkan suku bunga atau mengerek suku bunga acuan.

Analis dari Standard Chartered, Suku Cooper, menjelaskan keputusan The Fed tetap disambut positif pelaku pasar emas. Pasalnya, apapun keputusan bisa menopang pergerakan emas.

“The Fed tetap harus mempertimbangkan keseimbangan antara risiko dan stabilitas ekonomi. Keduanya akan tetap menopang permintaan emas sebagai aset aman,” tutur Cooper, kepada Reuters.

Seperti diketahui, emas seperti menemukan “durian runtuh” pada pekan lalu. Setelah pada awal Maret 2023 dilanda kekhawatiran akan sikap hawkish The Fed, emas justru terbang karena krisis tak terduga.

Dalam sepekan terakhir, AS tengah diguncang krisis yang menimpa tiga bank mereka. Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank kolaps karena penarikan dana besar-besaran nasabahnya.

Kolapsnya bank juga memunculkan kekhawatiran jika suku bunga tinggi saat ini telah berdampak besar ke perbankan dan lebih luas bisa berdampak ke ekonomi AS.

Emas pun dengan cepat menjadi buruan karena statusnya sebagai aset aman. Sang logam mulia dicari saat dunia diguncang ketidakpastian ekonomi atau geopolitik.

Di sisi lain, inflasi AS juga melandai ke 6% (year on year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari 2023. Dengan inflasi yang melandai, The Fed kemungkinan menurunkan agresivitas dalam mengerek suku bunga.

Dua faktor ini membuat emas terbang. Dalam sebulan terakhir, harga emas sudah terbang 7,7%. Sang logam mulia bahkan sempat menembus US$ 2.000 pada perdagangan Senin

Pada Senin(20/3/2023) pukul 14:26 WIB, harga emas menembus US$ 2.007,69 per troy ons atau terbang 1%.

Itu adalah kali pertama emas menembus level US$ 2.000 sejak8 Maret 2022 atau beberapa hari setelah perang Rusia-Ukraina meletus akhir Februari 2022.

Penguatan emas juga ditopang oleh ambruknya dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS.

Indeks dolar melemah ke posisi 102,35 atau terendah sejak 2 Februari 2023. Sementara itu, imbal hasil surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun jatuh ke 3,45% atau terendah sejak 19 Januari 2023.

Dolar yang melemah akan menguntungkan emas karena sang logam mulia menjadi lebih terjangkau untuk investasi.

Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melemahnya yield surat utang AS membuat daya saing emas menguat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

error: Content is protected !!