News  

Jokowi Sebut Pemimpin Selanjutnya Harus Bisa Lari Maraton dan Pemberani, Peneliti SMRC: Kuatkan Dukungan untuk Ganjar

Jokowi Sebut Pemimpin Selanjutnya Harus Bisa Lari Maraton dan Pemberani, Peneliti SMRC: Kuatkan Dukungan untuk Ganjar

Suara.com – Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat menyebut kalau kriteria pemimpin Indonesia di masa mendatang mesti berani dan bisa lari maraton untuk melanjutkan program pemerintah. Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai kalau analogi maraton serta pemberani itu ada pada sosok bakal calon presiden (capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo.

“Saya kira, arah pembicaraan Jokowi itu cukup jelas, yakni Ganjar Pranowo. Di antara tiga bacapres terpopuler sekarang, kriteria yang dikemukakan oleh Presiden ada pada Ganjar,” kata Saidiman dalam keterangannya, Minggu (13/8/2023).

Saidiman menilai kalau analogi dari Jokowi untuk pemimpin di masa mendatang itu sangat tepat. Makna yang ia tangkap ialah di mana adanya tantangan kebijakan ke depan sangat kongkrit maka dibutuhkan sebuah stamina yang prima dan pikiran yang jernih untuk menghadapinya.

Ia menyebut bahwa kebijakan yang diambil oleh pemimpin Indonesia di masa mendatang harus berorientasi masa depan yang lebih jauh untuk kepentingan semua, bukan untuk memenuhi kepentingan temporer dan jangka pendek kelompok tertentu.

Baca Juga:Malam Ini, Ganjar Temui Istri Gus Dur di Ciganjur, Ikut Rayakan Ulang Tahun Putri Yenny Wahid

“Oleh karena itu, diperlukan seorang calon pemimpin yang bukan hanya teruji, tetapi juga memang biasa berpikir dan bertindak kompleks. Pemimpin yang bisa bicara tentang detail-detail kebijakan dengan segala trade-offnya, bukan yang sekadar mengumbar slogan,” beber Saidiman.

Karena itu ia menilai bahwa sosok Ganjar punya stamina untuk menghadapi tantangan kebijakan jangka panjang.

“Dia (Ganjar) juga merupakan orang terdekat Presiden yang memang terlihat dipersiapkan untuk melanjutkan kebijakan pembangunan Indonesia sekarang, dan karakternya mirip dengan Jokowi: tidak sloganistik, melainkan detail dalam membicarakan setiap kebijakan,” tuturnya.

Artikel ini bersumber dari www.suara.com.

error: Content is protected !!