Webinar Literasi Digital, Ahli: Hati-Hati dalam Jual Beli Online, Ini yang Perlu Diperhatikan

Webinar Literasi Digital, Ahli: Hati-Hati dalam Jual Beli Online, Ini yang Perlu Diperhatikan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan Eko P

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –– Para ahli mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransaksi jual-beli online. Menurut mereka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Analis Tata Kelola Keamanan Siber/ Diskominfotik Prov NTB Ronald Ommy Yulyantho menyampaikan teknologi informasi dan internet berkembang sangat masif. Hal ini membawa dampak positif dan juga ada resiko yang harus kita pahami.

“Termasuk kita harus paham terkait dengan keamanan digital. Penipuan digital tertinggi saat ini terdapat pada kasus berbelanja daring,” ujar Ronald dalam diskusi daring, dikutip Senin (27/3/2023).

Disampaikan Ronald dalam diskusi Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dengan tema “Hati – Hati Dalam Jual Beli Online”.

Webinar dilakukan secara daring (Online) melalui aplikasi zoom meeting pada tanggal 27 Maret 2023 peserta webinar terdiri dari kelompok masyarakat Bali, Nusa Tenggara dan sekitarnya.

Baca juga: Koneksi Internet Harus Stabil Saat Bermain Game Online, Sejumlah Hal Ini Perlu Diperhatikan

Ronald menyarankan agar sebaiknya kita memiliki kesadaran dalam hal bertransaksi digital ada baiknya melakukan kelayakan pengecekan harga, tidak tergiur dengan diskon atau harga miring yang ditawarkan untuk meminimalisir tindak pidana penipuan yang dapat terjadi.

“Selain itu kesadaran kita sebagai pengguna untuk terus ditingkatkan untuk membedakan antara berbagai jenis penipuan digital terutama mendeteksi scam, phishing, dan kejahatan digital lainnya. Kalau kita sudah terlanjur terkena scam bisa lapor ke patroli siber www.patrolisiber.id atau pihak-pihak yang menangani terkait dengan penipuan online melalui aduan sms & website,” tuturnya.

Chief Executive Regional ACSB East Jawa yaitu Meithiana Indrasari menyampaikan bahwa setiap Individu diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan perangkat digital utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber.

“Selain itu Individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam landscape digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” tuturnya.

Ia mengimbau agar masyarakat mampu menyeleksi dan memverifikasi informasi yang didapatkan serta menggunakannya untuk kebaikan diri dan sesama.

Rivani Bistolen selaku Influencer and Founder VVIP Entertaiment/Certified Public Speaker menyampaikan dari sisi budaya digital bahwa bahasa merupakan kunci utama dari komunikasi, adalah alat untuk berinteraksi satu sama lain.

“Setiap daerah mempunyai bahasanya masing-masing, terutama di indonesia, banyak sekali bahasa daerah atau bahasa lokal yang telah menjadi budayanya daerah tersebut,” imbuhnya.

Banyak dari kita yang menggunakan bahasa kasar, kurang ramah di telinga dan tidak mengedepankan tatakrama dan sopan santun.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

error: Content is protected !!