Penuhi Target KUR 2022, Bank Himbara Ekspansi Lagi Tahun ini

Penuhi Target KUR 2022, Bank Himbara Ekspansi Lagi Tahun ini

JawaPos.com – Bank-bank Himbara sukses merealisasikan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sesuai target pemerintah. Hampir 60 persen KUR Bank Mandiri disalurkan ke sektor produktif. Sedangkan, penyaluran kredit mikro BRI menjadi penopang laba perseroan.

Kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Bank Mandiri secara bank only tumbuh 13 persen year-on-year (YoY) senilai Rp 117,2 triliun pada akhir 2022. Capaian tersebut tidak lepas dari penyaluran KUR yang berhasil memenuhi target pemerintah. Yakni, sebesar Rp 40 triliun kepada lebih dari 351 ribu pelaku UMKM.

Sebanyak 59,73 persen KUR disalurkan ke sektor produksi senilai Rp 23,9 triliun. Salah satunya di sektor pertanian. Sektor tersebut mampu menyumbang 29,53 persen dari total KUR Bank Mandiri atau sebesar Rp 11,81 triliun.

Sedangkan, penyaluran KUR ke sektor jasa produksi mencapai Rp 8,03 triliun atau sekitar 20,07 persen. Total kredit UMKM Bank Mandiri tumbuh 13,3 persen YoY. Naik dari Rp 103,5 triliun di 2021 menjadi Rp 117,2 triliun pada akhir tahun lalu.

Melihat pencapaian tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi optimistis pertumbuhan kredit di 2023 mampu tumbuh berkisar 10 sampai 12 persen secara YoY. Tentunya, dengan tetap menekankan sisi kualitas, yakni fokus pada sektor-sektor yang prospektif, resilient, dan memiliki potensi pertumbuhan jangka panjang.

“Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong kebangkitan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk UMKM,” ucapnya.

Tren positif pembiayaan terhadap usaha rakyat juga ditopang melalui optimalisasi Rumah BUMN (RB) UMKM di wilayah kerja perseroan. Salah satunya Rumah BUMN Bogor.

Kamis (9/2), tempat tersebut direlokasi ke kawasan Taman Kencana, Bogor Tengah, dari sebelumnya di Semplak, Bogor Barat. Tujuannya, agar dapat menampung lebih banyak aktivitas UMKM binaan. Terutama setelah pencabutan PPKM menyusul membaiknya situasi Covid-19 di tanah air.

Regional Operations Head Bank Mandiri Region V/Jakarta 3 Andi Riano Kaharap berkomitmen Rumah BUMN mampu lebih aktif memberikan pelatihan serta pembinaan bagi pelaku UMKM. Salah satunya dengan memanfaatkan ekosistem digital. Seperti e-commerce dan sosial media untuk memperluas akses pasar serta daya saing produk lokal.

“Kami berkomitmen untuk mendorong pengembangan UMKM, kehadiran Rumah BUMN juga telah memiliki sarana prasana agar mampu menjadi wadah dan fasilitator untuk mendukung kapasitas UMKM,” terangnya.

Sementara itu, strategic response yang tepat membuat kinerja BRI Group moncer sepanjang 2022. Efisiensi biaya dana (cost of fund), peningkatan pendapatan berbasis komisi (fee based income), dan pertumbuhan kredit meningkatkan pencapaian laba. Bahkan, tumbuh double digit.

BRI Group sukses mencetak laba bersih sebesar Rp 51,4 triliun pada akhir tahun lalu. Jumlah tersebut tumbuh 67,15 persen secara year-on-year (YoY).

“Total aset ikut tumbuh double digit sebesar 11,18 persen YoY menjadi Rp 1.865,64 triliun,” Direktur Utama BRI Sunarso dalam paparan kinerja keuangan triwulan IV 2022, Rabu (8/2).

Menurut dia, kinerja BRI yang solid didukung keberhasilan efisiensi perseroan. Terutama dalam menekan cost of fund melalui perbaikan funding structure untuk meningkatkan dana murah (CASA).

Tecermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 69,10 persen. Jauh menurun dari akhir 2021 di level 78,54 persen.

Selain itu, membaiknya kualitas kredit yang disalurkan memberikan dampak positif terhadap efisiensi perseroan. “Dampaknya BRI berhasil menurunkan cost of credit dari 3,78 persen di akhir 2021 menjadi 2,55 persen pada akhir 2022,” jelas alumnus Institut Pertanian Bogor itu.

Fee based income yang tumbuh double digit berkontribusi signifikan terhadap kinerja bank pelat merah itu. Per akhir Desember 2022, BRI berhasil menghimpun fee based income senilai Rp 18,80 triliun.

Angka tersebut tumbuh 10,16 persen YoY. Sehingga fee to income ratio mencapai 11,37 persen. “Yang artinya semakin efisien,” imbuhnya.

Sunarso menyebut, pertumbuhan volume kredit dan peningkatan jumlah nasabah menjadi faktor utama yang mempengaruhi laba BRI. Terutama nasabah mikro. Sepanjang 2022, nasabah mikro naik lebih dari 3 kali lipat menjadi lebih dari 15 juta nasabah. Alhasil, volume kredit menjadi Rp 1.029,80 triliun.

BRI juga mampu mencatatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit mikro naik double digit. Tercatat, DPK Hingga akhir triwulan IV 2022 tumbuh 14,85 persen YoY menjadi Rp 1.307,88 triliun. Kenaikan CASA sebesar 21,46 persen YoY menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK. Saat ini proporsi CASA BRI tercatat 66,70 persen.

Dari sisi penyaluran kredit, total kredit dan pembiayaan BRI Group mencapai Rp 1.139,08 triliun. Portofolio kredit mikro melesat 13,9 persen YoY.

“Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) dibandingkan total kredit BRI terus meningkat menjadi sebesar 84,74,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan, realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) telah sesuai dengan target pemerintah. Yakni, sebesar Rp 252,38 triliun kepada 6,5 juta debitur. Tahun ini, perseroan optimistis mampu menyalurkan KUR sebanyak Rp 270 triliun.

“Kami berkomitmen akan terus menyalurkan KUR sebagai upaya mendorong roda perekonomian grass root. Serta untuk mendukung penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” ungkapnya.

Supari menegaskan, bahwa KUR adalah kredit, bukan bantuan atau hibah. Sumber dana KUR, 100 persen dari dana bank. Suku bunga KUR mikro sebesar 16 persen.

Dari beban bunga tersebut, pemerintah memberi subsidi 10 persen kepada rakyat. Sehingga beban bunga yang dibayar rakyat hanya 6 persen.

“Jadi, yang dibantu subsidi adalah rakyat, bukan bank,” bebernya.


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!