Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Ini Penjelasan Lengkap Gubernur NTT Viktor Laiskodat

Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Ini Penjelasan Lengkap Gubernur NTT Viktor Laiskodat

Rabu, 1 Maret 2023 – 11:18 WIB

VIVA Edukasi – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat menerangkan bahwa kebijakan sekolah masuk jam 5 pagi itu berdasarkan dikusi dan kajian dengan instansi terkait. Salah satu pertimbangannya dari sisi postur APBD Provinsi NTT yang begitu besar, tapi lulusan SMA dan SMK asal NTT yang diterima di perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia jumlahnya sangat minim.

“Dalam rapat saya diskusi dengan teman-teman kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Nusa Tenggara Timur mengapa uang begini banyak dilawan dengan sekolah swasta yang datang dari Jakarta yang saya tahu pasti mereka punya investasi sekitar 3 persen di bawah dari Provinsi Nusa Tenggara Timur punya investasi, kok tidak ada yang tembus UI 200 orang, UGM sekian orang, ITS,” beber Gubernur NTT Viktor Laiskodat di acara  pembukaan Sinode GMIT ke-50 di Kupang, NTT, Selasa, 28 Februari 2023.

Murid kelas 12, SMAN 6 Kupang masuk sekolah jam 5 pagi

Gubernur Laiskodat menjelaskan, alokasi anggaran untuk pendidikan yakni 50% dari APBD NTT bahkan melampui ketentuan undang-undang. Tapi faktanya, kemajuan pendidikan jika diukur dari jumlah lulusan yang diterima di universitas negeri terkemuka maupun sekolah-sekolah kedinasan seperti Akmil dan Akpol sangat minim.

“Uang Nusa Tenggara Timur untuk dinas pendidikan dan kebudayaan 50 persen. APBD provinsi Nusa Tenggara Timur ada di dinas itu 50 persen. Tanpa DAU yang diarahkan uang provinsi itu untuk APBD itu sudah 35 persen melampaui undang-undang. Undang-undang mengharuskan 20 persen. Kita tanpa DAU yang diarahkan sudah 35 persen. Apalagi yang diarahkan kita menyentuh 49 persen 50 persen  itu anggaran total semua ada di dinas pendidikan dan kebudayaan,” terang Gubernur Laiskodat dalam video yang diunggah Biro Prokopim Setda NTT, Rabu 1 Maret 2023.

Oeh karena itu, lanjut Gubernur Laiskodat, agar bisa keluar dari persepsi bahwa mutu pendidikan di NTT memang tidak kompetitif perlu dibuat terobosan yakni mencetak sekolah-sekolah unggulan.

“Ada yang begini, saya bilang kita perlu tidak semua sekolah, tapi kita perlu dua sekolah. Dua sekolah itu sekolah unggul, unggul dalam pengetahuan unggul dalam karakter. Dua sekolah ini harus,” tekan Gubernur Laiskodat.

Halaman Selanjutnya

“Kita lihat sekarang ini ada yang sanggup. Laporan kepala dinas kepada saya 2 punya kemampuan sanggup dan dapat dilakukan, pertama SMA 1 jadi siap-siap anak-anak SMA 1 kalau tidak kuat tarik pulang sudah karena ini jalan terus kecuali saya sudah berhenti pada September nanti pasti bisa batal. Kedua, SMA 6. Dua sekolah ini akan berjalan terus jam 05.00 pagi,” imbuh Gubernur Viktor Laiskodat.

img_title


Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.

error: Content is protected !!