Hadapi Era Disrupsi, Prajurit TNI Diminta Pahami Literasi Digital

Hadapi Era Disrupsi, Prajurit TNI Diminta Pahami Literasi Digital

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Asisten Komunikasi dan Elektronika (Waaskomlek) Panglima TNI, Brigjen TNI Indra Gumay Fitri, meminta para prajurit TNI memahami literasi digital.

Menurut Indra, para prajurit TNI harus  memahami ilmu penggunaan teknologi digital serta menularkannya kepada para sesama prajurit dan keluarganya.

“Kegiatan ini akan membawakan 4 pilar literasi digital. Harapannya para peserta mampu mengaplikasikan serta menularkan ilmu yang didapat kepada sesama prajurit maupun keluarganya,” kata Indra, Senin (7/8/2023).

Hal tersebut diungkapkan oleh Indra dalam kegiatan Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Prajurit TNI Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar Kemenkominfo dengan TNI.

Sementara itu,  Dosen Universitas AMIKOM Purwokerto Andi Dwi Rianto, mengatakan para prajurit TNI harus memiliki pengetahuan tentang penggunaan media digital.

Baca juga: Perpusnas Minta Perguruan Tinggi Tingkatkan Kemampuan Literasi Lewat Perpustakaan

“Penting untuk bisa mengetahui penggunaan media digital, terutama bagi TNI yang mana jabatan sebagai prajurit TNI melekat pada kesehariannya, termasuk kepada istri dan anak yang juga satu kesatuan. Kita harus menyampaikan poin-poin penting kewajiban kita kepada keluarga kita,” jelas Andi.

“Ada contoh bahwa anggota TNI dihukum karena media sosial yang dimiliki istrinya. Hal ini membuat kita lebih aware untuk menyosialisasikan literasi digital kepada anggota keluarga kita,” tambah Andi.

Pada kesempatan yang sama, Trainer Public Speaking Gatot Sandy turut menyampaikan materi mengenai etika digital, khususnya dalam konteks kehidupan digital pada era post-truth.

Gatot menyampaikan bahwa di masa sekarang, persepsi seseorang, utamanya public figure menjadi hal yang kerap dipercaya oleh publik, bahkan melebihi
fakta itu sendiri.

“Pada era post-truth, fakta bukan hal utama, tapi persepsi seseorang mengenai sebuah fakta lebih penting dari fakta itu sendiri. Persepsi seseorang itu di mata publik kadang menjadi lebih penting. Perang terhadap persepsi dan kebohongan ini harus dilakukan setiap hari. Satu fakta bisa dianggap sebuah kebohongan, sebuah kebohongan bisa dianggap satu fakta,” kata Gatot.

Kegiatan Literasi Digital kepada Prajurit TNI Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan kegiatan lanjutan dari Literasi Digital kepada Prajurit TNI yang akan diselenggarakan di 5 titik.

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya literasi digital di sektor pemerintahan dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo. 


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

error: Content is protected !!