Garuda: Koper hingga Air Zam-zam Pengaruhi Biaya Haji Kemenag

Garuda: Koper hingga Air Zam-zam Pengaruhi Biaya Haji Kemenag

JAKARTA, JITUNEWS.COM- Direktur Layanan dan Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Ade R Susardi mengatakan tiket perjalan udara, transportasi darat jemaah dan bagasi, satu set koper jemaah dan distribusinya, air zam-zam jemaah dan distribusi serta layanan bagasi jemaah merupakan komponen-komponen biaya yang dibebankan dalam tarif penerbangan haji 2023.

“Saya jelaskan sedikit disini, yang dimasukkan dalam tender kemarin adalah biaya maskapai itu termasuk tiket perjalanan udara. Jadi keberangkatan dari Indonesia ke Arab Saudi, kepulangan Arab Saudi-Indonesia dari dua bandara, Jeddah dan Madinah,” kata Ade di Jakarta, saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Panja BPIH Komisi VIII DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/23).

Ade melanjutkan, jika di lihat distribusi perjalan penyebarannya jemaah, 19% dari embarkasi Aceh, Medan, Padang, 18 % dari Jakarta. Sisanya 63% dari Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.  

Respons Dugaan Markup Komponen Haji, KPK: Silakan Melapor

Komponen kedua, Garuda juga menanggung transportasi darat yaitu bus jemaah dari Asrama Haji menuju Bandara maupun sebaliknya di masing-masing embarkasi.

“Termasuk juga didalamnya transportasi bagasi jemaah dari Asrama Haji ke Bandara dan sebaliknya,” paparnya.  

Kompenn ketiga, lanjut Ade, adalah satu set koper jemaah beserta dengan distribusnya, terdiri dari 1 koper besar, 1 koper kabin, 2 tas paspor. Spesifikasinya, koper jemaah disesuaikan dengan permintaan dari Kemenag (material hard case box). Distribus seluruh koper jemaah haji dari produsen koper ke 34 kantor wilayah Kemenag di seluruh Indonesia.

Komponen berikutnya ialah distribusi air zam-zam bagi seluruh jemaah haji dari bandara ke Asrama Haji.  Biasanya, pengangkutan air zam-zam dilakukan pada waktu kepergian jemaah.

“Pulangnya pesawat kosong, diisi air zam-zam duluan. Jadi dibawa ke Indonesia, lalu pada waktu jemaah kembali ke Indonesia sudah bisa didistribusikan ke jemaah. Jadi jemaahnya gak usah repot bawa air zam-zamnya,” kata Ade.

Komponen kelima, layanan bagasi jemaah. Distribusi bagasi jemaah dari Bandar ke maktab/pemondokan jemaah haji pada fase keberangkatan. Pengumpulan bagasi dari matkab/pemondokan jemaah haji ke Bandara pada fase kepulangan.  

“Hal ini biasanya dilakukan karena kita perlu melakuan screening terhadap isi koper. Dari pengalaman tahun lalu juga di daalam koper banyak sekali isi air zam-zam yang tidak diizinkan oleh GACA (General Authority of Civil Aviation Arab Saudi) dimasukkan ke dalam pesawat,” ungkap dia.

Selain itu, Ade juga menyampaikan bahwa 30% jemaah haji 2023 adalah usia 65-103 tahun. Garuda sudah mengalokasikan tim tambahan di Arab Saudi. Tahun lalu Garuda mengirimkan hampir 100 orang, kemungkinan haji tahun ini akan dikirim sekitar 200 orang untuk membantu perjalanan jemaah di Saudi.

“Ini juga termasuk penyiapan kursi roda untuk jemaah yang membutuhkan. Jadi pelayanan kita termasuk di biaya yang kita siapkan untuk perjalan haji ini,” ucap Ade.

Namun, materi atau penjelasan pihak Garuda tersebut tidak membuat Panja BPIH Komisi VIII DPR puas. Sebab, dalam pemaparan pihak Garuda, tidak disampaikan angka-angka atau nominal di setiap komponennya.

“Ini kan belum ada angka-angka. Kalaupun nanti Garuda akan melakukan kajian dan negosiasi dengan pihak Kementerian Agama, tetapi kami ingin mengetahui angka-angka itu. Sehingga wajar kah angka itu atau tidak. Komponen yang disebutkan tadi, mulai dari pengadaan koper, pengangkutan koper dari bandara ke maktab, dari maktab ke bandara lagi,” kata dia.

“Dan semua komponen itu di pertemuan berikutnya itu dibuatkan semua angka-angkanya, sehingga kami memahami,” kata Ketua Panja BPIH Marwan Dasopang

CBA Desak Panja Komisi VIII DPR Laporkan Temuan Soal Haji ke KPK


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!