Dinilai Kerap Gunakan Polarisasi, JMP 08 Sarankan Cokro TV Belajar Sila ke III  

Dinilai Kerap Gunakan Polarisasi, JMP 08 Sarankan Cokro TV Belajar Sila ke III  

kelompok cokro tv yang lebih sering melakukan bullying kepada calon lain ketimbang mempromosikan calon nya sendiri

JAKARTA, JITUNEWS COM- Ketua Umum JMP 08, Poltak Agustinus Sinaga mengatakan polarisasi politik semakin jelas terlihat memasuki masa pemilu 2024.

Menurutnya polarisasi membuat masyarakat terbelah kepada berbagai pihak politik.

“Polarisasi yang masih ada tidak lepas dari para pendukung salah satu calon yang secara membabi buta dan memiliki fanatisme berlebihan sehingga buta dan Irasional melihat perbedaan ide dan gagasan,” ujar Poltak dalam siaran pers yang diterima Jitunews.com, Jumat (11/8/2023).

Golkar dan PAN Kompak Tak Dukung Anies, PKS Singgung Kemungkinan Beda Sikap Elite dan ‘Grass Root’

Dia menuturkan polarisasi yang terjadi di pemilu sebelumnya sudah sangat jauh berkurang, selain kedewasaan masyarakat yang mulai muncul dalam kontestasi Politik, Faktor Prabowo Subianto yang bersedia bergabung dengan pemerintahan Jokowi yang nota bene adalah lawan tanding nya di pemilu sebelumnya berhasil menekan situasi polarisasi yang sempat terjadi.

“Sosok Prabowo dan Jokowi menjadi tokoh yang berhasil dalam mencontohkan betapa pentingnya Persatuan Indonesia. Bukan tidak ada resiko bagi Prabowo dan Jokowi ketika mereka sama-sama membuka diri untuk bergabung, berbagai kritik pedas mereka terima dari pendukung masing-masing yang sempat ikut terpolarisasi dalam kontestasi politik pemilu lalu,” kata dia.

Kendati demikian, Poltak menilai polarisasi dipastikan akan tetap ada di pemilu mendatang.

Hal ini terlihat dari masih banyaknya para partisan dan pendukung dari berbagai kelompok calon tertentu yang masih menggunakan narasi – narasi yang tidak sehat demi mempengaruhi masyarakat untuk membenci calon tertentu.

Dalam hal ini, Poltak mencontohkan  kelompok cokro tv yang lebih sering melakukan bullying kepada calon lain ketimbang mempromosikan calon nya sendiri.

Menurutnya Cokro Tv lebih banyak menyerang pendukung calon tertentu dari pada bekerja untuk mendukung calonnya sendiri.

“Nah di sini saya melihat orang-orang di cokro tv ini lebih kadrun dari kadrun dan lebih cebong dari cebong istilah polarisasi di pemilu 2019 silam,” kata Poltak.

“Cokro tv menjadi salah satu contoh yang bisa kami anggap sebagai kelompok yang memelihara adanya polarisasi ditengah masyarakat disadari atau tidak, karena narasi yang selalu dikeluarkan bersifat tendensius menuduh dan subjektif,” pungkasnya.

Sentil PSI yang Nyerang Ganjar Soal Pildun, Guntur Romli: Kritik Silahkan Tapi Jangan di Muka Umum


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!