Rabu, 17 Mei 2023 – 08:39 WIB
VIVA Lifestyle – Disfungsi ereksi cukup banyak dialami pria. Berdasarkan Jurnal Ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terbit pada tahun 2019, dari total 255 responden yang mengisi survei, 35,6 persen di antaranya mengalami disfungsi ereksi atau sebesar 92 responden.
Kebiasaan hidup tidak sehat, obesitas, hipertensi, dan kebiasaan merokok menjadi beberapa faktor yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami disfungsi ereksi. Ada beberapa jenis disfungsi ereksi yang dapat diderita seseorang berdasarkan dengan penyebabnya. Berikut merupakan beberapa jenis disfungsi ereksi:
1. Disfungsi ereksi organik: Jenis ini terjadi karena penyakit sistemik atau cacat organik yang mempengaruhi fungsi ereksi penis. Beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi organik, seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi, dan penyakit neurologis. Disfungsi ereksi akibat masalah hormon dan trauma atau cedera fisik juga termasuk dalam klasifikasi disfungsi ereksi organik.
2. Disfungsi ereksi psikogenik: Jenis disfungsi ereksi ini terjadi karena masalah psikologis, seperti kecemasan, depresi, atau trauma psikologis.
3. Disfungsi ereksi campuran: merupakan disfungsi ereksi yang disebabkan karena campuran dari masalah psikogenik dan organik.
Perlu diperhatikan bahwa tata laksana disfungsi ereksi membutuhkan waktu dan tidak dapat diselesaikan secara instan. Pertama, seorang pasien disfungsi ereksi perlu dilakukan diagnosis terlebih dahulu untuk menentukan jenis dari penyakit disfungsi ereksi yang diderita. Selanjutnya, dari diagnosis tersebut, penyakit disfungsi ereksi dapat diberikan obat-obatan. Jika obat-obatan tidak dapat menyembuhkan, penanganan pasien dapat berlanjut ke tahap operasi.
Halaman Selanjutnya
Dokter Spesialis Urologi dan Konsultan Andro Urologi, Endo Urologi RS Siloam ASRI, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Prof. dr. Ponco Birowo, Sp.U (K), Ph.D. menyebutkan, tanda dan gejala jika seseorang mengalami gangguan kesuburan pria adalah adanya gangguan pada kualitas dan jumlah sperma yang dihasilkan saat ejakulasi, penurunan gairah seksual yang memengaruhi kemampuan dalam menghasilkan sperma, ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi, dan munculnya rasa sakit atau ketidaknyamanan saat ejakulasi atau saat melakukan hubungan seksual.
Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.