Survei Terbaru New Indonesia Catat Persaingan Ketat Elektabilitas PDIP dan Gerindra

Survei Terbaru New Indonesia Catat Persaingan Ketat Elektabilitas PDIP dan Gerindra

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Lembaga survei New Indonesia Research & Consulting merilis soal elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024.

Temuannya, elektabilitas PDIP masih yang teratas dengan 17,3 persen, lalu ada Gerindra dengan 16,6 persen, kemudian Golkar dengan 8,7 persen, PKB 7,2 persen, Demokrat 6,5 persen, PSI 6,1 persen, dan PKS dengan 4,2 persen.

Sementara itu, sejumlah partai yang kini berada di parlemen terancam tak lolos ambang batas, di antaranya NasDem (2,8 persen), PPP (2,6 persen), dan PAN (2 persen).

Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting Andreas Nuryono mengatakan bahwa terjadi kenaikan elektabilitas Gerindra terjadi sejak Mei 2023, semula hanya berkisar 12-13 persen melonjak menjadi 15,4 persen, dan terus naik mendekati PDIP.

“Sebaliknya dengan PDIP, anjlok dari 18-19 persen menjadi 16,7 persen, kini naik tipis menjadi 17,3 persen,” kata Andreas kepada wartawan, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Elektabilitas Prabowo Melesat Ungguli Ganjar dan Anies dalam Survei Terbaru New Indonesia

Andras menambahkan peningkatan secara signifikan elektabilitas Gerindar berpotensi mengancam upaya PDIP untuk mencetak hattrick atau menang tiga kali berturut-turut dalam pemilu.

Menurut Andreas, kenaikan elektabilitas Gerindra berbanding lurus dengan menguatnya Prabowo Subianto dalam bursa calon presiden.

“Gerindra mendapatkan coattail effect (efek ekor jas) dari naiknya elektabilitas Prabowo,” tandas Andreas.

Selama ini, dikatakan Andras, Gerindra selalu berada pada posisi runner-up, atau di bawah bayang-bayang keunggulan PDIP.

“Anjloknya elektabilitas Ganjar Pranowo saat menolak timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U20 turut menyeret jebloknya PDIP,” Andreas menjelaskan.

Baca juga: Pengamat Sebut Elektabilitas Erick yang Meningkat Akan Mampu Antar Ganjar Raih Kemenangan Tertinggi

Andreas mengambil contoh gagalnya Piala Dunia U20 di Indonesia yang merupakan bagian dari program Jokowi untuk menaikkan kiprah sepakbola Indonesia di pentas global.

“Manuver Ganjar dan elite PDIP yang menyebabkan Indonesia batal menjadi tuan rumah menuai sentimen negatif, terutama di kalangan publik penggila bola,” kata dia

Jokowi yang tampak kecewa dengan batalnya gelaran Piala Dunia U20 itu mulai mengalihkan dukungan kepada Prabowo. Hasilnya, elektabilitas Prabowo bergerak naik, dan efeknya terasa pada lonjakan elektabilitas Gerindra.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version