Harga Beras, Tahu dan Tempe Merangkak Naik, BPS Ungkap Penyebabnya

Harga Beras, Tahu dan Tempe Merangkak Naik, BPS Ungkap Penyebabnya

JawaPos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan sejumlah komoditas pangan menjadi penyumbang terhadap inflasi di Oktober 2022, diantaranya adalah beras, tempe, dan tahu. Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Pusat Setianto mengatakan, ketiga komoditas itu merangkak naik di tengah sejumlah komoditas pangan justru mengalami penurunan.

“Pada Oktober 2022, beras mengalami inflasi sebesar 1,13 persen dibanding bulan sebelumnya,” kata Setianto dalam konferensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Selasa (1/11).

Terkait itu, Setianto mengungkapkan penyebab kenaikan yang terjadi pada beras, tahu dan tempe. Menurut hasil survei BPS di 90 Kabupaten/Kota, harga beras pada bulan Oktober terpantau naik Rp 11.850 per kilogram (kg) dibandingkan bulan sebelumnya yang dibanderol Rp 11.720 per kg.

Hal ini disebabkan oleh harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) yang mengalami kenaikan secara bulanan atau month-to-month (mtm). GKP tercatat naik 4,13 persen (mtm) dari Rp 5.142 menjadi Rp 5.891. Sementara GKG naik 1,53 (mtm) menjadi Rp 5.354 dari sebelumnya Rp 5.142.

Tak hanya gabah, kenaikan harga juga berlaku untuk beras di penggilingan dan grosir yang tentu berdampak pada harga di eceran. Harga beras di penggilingan pada Oktober naik 1,86 (mtm) menjadi Rp 10.158 per kg dari sebelumnya Rp 9.973 per kg.

“Sementara harga beras grosir naik 1,62 persen (mtm) menjadi 10.947 per kg dari sebelumnya Rp 10.772 per kg. Beras eceran naik 1,13 persen (mtm) menjadi Rp 11.850 per kg dari sebelumnya Rp 11.720 per kg,” ungkap Setianto.

Adapun penyebab harga tahu dan tempe yang merangkak naik disebabkan oleh harga kedelai di tingkat global yang semakin mahal. Harga kedelai terus mengalami peningkatan dari Januari 2022 sebesar USD 606 per ton menjadi sebesar USD 664 per ton pada September 2022.

“Jadi harga kedelai yang terus meningkat dari USD 606 per ton Januari 2022 ini menjadi USD 664 per ton di September 2022 ini yang menyebabkan dampak pada peningkatan harga tahu dan tempe,” tutur Setianto.

Menurut Setianto, melonjaknya harga kedelai secara global menyebabkan harga tahu dan tempe mahal di pasaran. Berdasarkan catatan BPS di Oktober 2022, harga tempe dibanderol Rp 12.667 per kg dari sebelumnya Rp 12.421 per kg pada September 2022.

“Sementara harga tahu, merangkak naik menjadi Rp 11.438 per kg dari sebelumnya Rp 11.330 per kg,” tandasnya.

Sebagai informasi, pada Oktober 2022, BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,11 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm) pada Oktober 2022. Deflasi disebabkan oleh adanya penurunan indeks harga konsumen (IHK) dari 112,87 pada September menjadi 112,75 pada Oktober.

Deflasi yang terjadi pada Oktober 2022 disebabkan menurunnya sejumlah harga komoditas pangan. Yakni, dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami deflasi 0,97 persen dan memberi andil pada deflasi sebesar 0,25 persen.

Komoditas utama yang menyumbang deflasi, yakni cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, dan telur ayam ras. BPS merinci, cabai merah di bulan Oktober mengalami deflasi 2,26 persen (mtm), cabai rawit deflasi 12,69 persen (mtm). Lalu, daging ayam ras deflasi sebesar 23,40 persen dan telur ayam ras deflasi 8,05 persen setelah bulan lalu sempat jadi penyumbang inflasi.

Editor : Banu Adikara

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version