Bantu Atasi Stunting dan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, TNI AD Jalankan Program Manunggal Air

Bantu Atasi Stunting dan Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, TNI AD Jalankan Program Manunggal Air

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada Rapat Kerja Nasional BKKBN, Rabu 25 Januari 2023 lalu, dimana prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di 2022.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ketika itu mengatakan bahwa stunting bukan hanya urusan tinggi badan, namun yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis.

Pemerintah sendiri sudah menargetkan penurunan angka stunting nasional bisa ke level 14 persen pada 2024, maka itu, salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan penyediaan air bersih, termasuk juga pemenuhan gizi masyarakat melalui peningkatan kondisi perekonomian.

Tingkat Kepercayaan Publik ke Jokowi Nomor 2, TNI Stabil di Posisi Pertama

Berangkat dari hal itu, TNI Angkatan Darat (TNI AD), melalui inisiasi dari Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, menginisiasi program TNI AD Manunggal Air.

TNI AD Manunggal Air merupakan program penyediaan air bersih atas dasar perintah Pangkostrad Letnan Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, karena melalui pembuatan sumur air dan pembuatan tandon air dapat membantu kebutuhan masyarakat akan air bersih.

“Tujuan (TNI AD Manunggal Air) ini mengurangi stunting, memberikan fasilitas air bersih karena kebutuhan air itu adalah kebutuhan yang paling primer. Jadi yang kita buat ini ada kebutuhan untuk buat hidup, karena masih banyak masyarakat kita yang kesulitan air. Dan ada juga yang di lahan pertanian, salah satunya itu untuk mengentaskan dan mengurangi stunting,” ungkap Kapal Kostrad, Kolonel Cpl Adolf Surung Simanjuntak kepada jitunews.com, dikutip Sabtu 5 Agustus 2023.

Adolf mengatakan, teknologi yang digunakan pada program TNI AD Manunggal Air adalah Hidram. Pompa hidram merupakan alat yang dapat digunakan untuk menaikkan air dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi secara hidrolis dengan energi yang berasal dari air itu sendiri.

Adolf menjelaskan, setidaknya ada 3 teknologi yang digunakan pada program TNI AD Manunggal Air tersebut. Ia kemudian menjelaskan sebagai berikut.

“Teknologi yang kita gunakan, ada namanya Hidram, tanpa menggunakan bahan bakar, jadi dia menggunakan pompa saja. Jadi menaikkan sumber air yang posisinya ada di bawah untuk kebutuhan air masyarakat yang posisinya ada di atas,” jelas Adolf.

Kemudian, lanjut dia, ada pula yang sumber airnya di atas kemudian masyarakat yang membutuhkan posisinya ada di bawah.

“Yang kita gunakan itu adalah pipanisasi atau gravitasi,” jelas Adolf.
Kemudian teknologi yang ketiga, jika dua hal tersebut di atas tidak terjadi dilapangan, maka teknologi yang digunakan yakni pembuatan sumur bor.

“Tapi ini kan sudah biasa, yang baru ya Hidram itu, dari bawah kita pompa ke atas,” jelas Adolf.

Salah satu pengaplikasian teknologi-teknologi tersebut, ungkap Adolf, salah satunya yaitu di wilayah Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi.

Menurut Adolf, di Ciemas tersebut selain program TNI AD Manunggal Air, ada pula program Ketahanan Pangan. Hal itu diinisiasi Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak.

“Kalau di Ciemas itu kan Panglima (Kostrad) ada program Ketahanan Pangan, itu juga untuk stunting. Kita kerjasama dengan PTPN 1000 hektare. Selama ini mereka (Masyarakat) hanya memanfaatkan alam saja, tadah hujan. Sementara di situ ada juga sumber air. Tiga teknologi itu tadi yang kita manfaatkan, ada yang Hidram, ada yang pipanisasi dan ada juga yang bor (Sumur Bor),” jelas Adolf.

Adapun program TNI AD Manunggal Air sejauh ini, kata Adolf, sudah menyentuh 732 titik di seluruh Indonesia. Program ini akan terus berjalan, mengingat masih banyak masyarakat Indonesia yang belum tersentuh akses air bersih.

“Itu (732 titik program TNI AD Manunggal Air), digabung sama jamannya beliau (Pangkostrad Letjen TNI Maruli SImanjuntak) menjadi Pangdam Udayana. Kalau yang hanya Kostrad saja 478 titik,” pungkasnya.

Minta Maaf ke TNI, KPK Akui Ada Kekhilafan dalam Penangkapan Kabasarnas


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version