Bandingkan Inflasi RI dengan Inggris, Mendagri Singgung Demo Besar di London

Bandingkan Inflasi RI dengan Inggris, Mendagri Singgung Demo Besar di London

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengingatkan kepada semua pihak untuk terus menjaga fluktuasi inflasi yang disebabkan situasi global.

Mendagri meminta semua pihak di Indonesia berkaca pada situasi inflasi di Inggris yang menyebabkan masyarakatnya melakukan demo besar di London.

Menurut survei Eurobarometer, Mendagri menyebut sebesar 93 persen warga Eropa sangat khawatir terkait dengan kenaikan harga.

Ditambah baru-baru ini di Inggris telah terjadi demo besar yang disebabkan kenaikan biaya hidup.

“Hari Sabtu lalu demo besar di London, ini tentang kenaikan the cost of living crisis, krisis kenaikan biaya hidup yang bisa mengarah kepada kemiskinan. Nah ini ratusan ribu orang, harga cost of living, biaya hidup naik tiga kali lipat di Inggris. Ini juga diikuti di beberapa negara lainnya,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Mendagri menjelaskan, kenaikan harga tersebut berkaitan erat dengan inflasi.

Terlebih untuk beberapa komoditas yang harganya mengalami kenaikan tinggi.

Sebagaimana data terbaru yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), penyumbang inflasi terbesar di Indonesia saat ini yaitu angkutan udara sebesar 1,81 persen.

Kemudian penyumbang inflasi berikutnya yaitu bahan bakar rumah tangga yang terdiri dari gas, listrik, dan minyak sebesar 0,85 persen serta bensin sebesar 0,81 persen.

“Kita memang tidak boleh untuk lelah dan berhenti untuk menjaga harga-harga ini,” ujarnya.

Menghadapi kenaikan-kenaikan tersebut, lanjut Mendagri, dirinya meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk mengatur strategi dan melakukan upaya-upaya pengendalian inflasi.

Jika terpaksa menaikkan harga, diharapkan kenaikan tersebut dilakukan secara bertahap dan perlahan sehingga masyarakat bisa beradaptasi.

Dia mencontohkan kenaikan tarif yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bisa secara bertahap.

Baca juga: Ketua The Fed Jerome Powell Sebut Inflasi Mulai Mereda, Tapi Suku Bunga Masih Cenderung Naik

“Tolong pemerintah daerah tolong betul, sudah ditanyakan kepada beberapa daerah kenapa menaikkan tinggi, karena alasannya temuan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). BPKP melihat terjadi kerugian PDAM, Perusahaan Daerah Air Minum, sehingga harus dinaikkan. Tapi naikkan itu kalau terjadinya sangat tinggi itu akan memicu inflasi, maka harus dinaikkan secara bertahap,” terangnya.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version