News  

Negara dengan Kelahiran Tertinggi dan Terendah, Singapura Terbawah

Negara dengan Kelahiran Tertinggi dan Terendah, Singapura Terbawah

JawaPos.com – Banyak anak banyak rezeki. Ungkapan itu seolah dianut oleh penduduk di sejumlah negara dengan tingkat kelahiran tinggi. Negara-negara subur dengan banyak anak memiliki populasi yang padat. Sebaliknya, sebagian negara justru berjuang meningkatkan angka kelahiran karena masyarakatnya enggan memiliki anak.

Penelitian menunjukkan bahwa negara-negara yang memiliki masalah ekonomi, kerusuhan politik, dan ketidakpastian seringkali memiliki tingkat kesuburan tertinggi. Akses perawatan kesehatan, pasokan, dan dukungan seringkali dapat dikalahkan oleh hal-hal seperti agama, budaya, dan tradisi.

Dilansir dari Slice, Sabtu (21/1) berikut 5 negara yang memiliki tingkat kesuburan tertinggi berdasarkan sumber seperti World Population Review, The World Factbook, dan data PBB seperti dilansir The Facts Institute.

1. Nigeria

Nigeria adalah salah satu negara terbesar di Afrika dan populasinya terus bertambah. Pada 2019, Nigeria memiliki salah satu tingkat kesuburan tertinggi di dunia dengan rata-rata 6,8 kelahiran per perempuan. Secara budaya, perkawinan anak merupakan faktor utama di Nigeria (PBB melaporkan bahwa Nigeria memiliki tingkat prevalensi perkawinan anak tertinggi di dunia menurut UNICEF, dengan 76 persen anak perempuan menikah sebelum usia 18 tahun) yang sering mengakibatkan anak perempuan ditarik dari sekolah lebih awal untuk menikah dan memulai sebuah keluarga.

2. Angola

Menurut The World Factbook, Angola saat ini memiliki tingkat kesuburan tertinggi kedua di dunia dengan 5,8 anak yang lahir per perempuan. Ada kekurangan informasi kesehatan masyarakat terutama pada topik seperti kontrasepsi dan keluarga berencana, dan tingginya angka kematian ibu dan anak.

3. Republik Demokratik Kongo

Perempuan di Kongo rata-rata memiliki 5,6 kelahiran per wanita. Mitos, kesalahpahaman dan masalah akses seputar kontrasepsi berlaku dan menghalangi perempuan untuk mengaksesnya atau menghadapi stigma dan kritik keras jika mereka melakukannya.

4. Mali

Mali juga diganggu oleh faktor-faktor seperti kemiskinan, rendahnya tingkat penggunaan kontrasepsi dan kurangnya pendidikan kesehatan seksual. Gabungan faktor-faktor ini telah menyebabkan tingkat kesuburan yang tinggi yaitu 5,5 anak yang lahir per perempuan.

5. Chad

Kerusuhan sipil dan ketidakstabilan politik sayangnya menyebabkan kurangnya investasi dan akses ke kesehatan publik dan seksual di Chad. Faktor-faktor ini telah menyebabkan populasi yang sebagian besar tidak tahu tentang topik ini dan telah menghasilkan tingkat kesuburan yang tinggi di seluruh negeri. The World Factbook memperkirakan bahwa 5,5 anak dilahirkan per perempuan di Chad.

Sementara itu, berikut negara yang memiliki tingkat kesuburan terendah. Angka kelahiran kian rendah di negara-negara ini menurut data yang dilaporkan dalam World Population Review :

1. Korea Selatan

Faktor ekonomi, biaya perumahan yang tinggi dan biaya hidup yang tinggi telah menyebabkan rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan. Keluarga mencoba mencari cara untuk membayar tagihan dan makan. Minimnya kesempatan kerja dan ketimpangan pendapatan juga menjadi faktor penyebabnya. Gabungan faktor-faktor ini menyebabkan banyak orang di Korea Selatan mengevaluasi kembali rencana mereka untuk memiliki anak. World Population Review mencatat bahwa tingkat kesuburan negara hanya 0,9.

2. Puerto Riko

Kaum muda sedang bergerak di wilayah AS di Puerto Rico. Peristiwa cuaca yang merusak, kurangnya kesempatan kerja dan migrasi ke daratan AS adalah semua faktor yang menyebabkan kaum muda meninggalkan negara tersebut dan tidak memilih untuk beranak pinak di sana. Menurut World Population Review, wilayah tersebut memiliki tingkat kesuburan 1,0.

3. Hongkong

Dapat dikatakan bahwa pandemi mengubah banyak hal di seluruh dunia. Di Hong Kong, tanggapan pemerintah terhadap virus sangat ketat dengan tindakan penguncian menyeluruh. Menanggapi hal ini, banyak populasi yang lebih muda dan lebih tinggi memutuskan untuk meninggalkan negara itu. Kesengsaraan ekonomi dan pembicaraan tentang resesi telah menyebabkan orang menunda menikah atau melupakan pilihan untuk memiliki anak sama sekali. Faktor-faktor ini kemungkinan berkontribusi pada tingkat kesuburan yang rendah di kawasan ini sebesar 1,1.

4. Malta

Malta adalah negara Eropa kecil yang saat ini melihat keinginan di antara banyak penduduknya yang lebih muda untuk pergi mencari pekerjaan yang lebih baik dan peluang yang lebih besar. Menurut Times of Malta dapat berkontribusi pada tantangan kesuburan yang rendah di negara tersebut.

5. Singapura

Terakhir, juga dengan tingkat kesuburan hanya 1,1 menurut World Population Review, Singapura seringkali identik dengan pertumbuhan dan gaya hidup yang serba cepat. Pandemi juga menyebabkan anak muda Singapura mempertimbangkan kembali ide pernikahan dan keluarga berencana mereka karena biaya hidup dan inflasi yang lebih tinggi.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Marieska Harya Virdhani


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version