News  

Adi Kenalkan Kopi dari Jatim di Noesantara Festival Road to Moscow

Adi Kenalkan Kopi dari Jatim di Noesantara Festival Road to Moscow

Perjuangan Prasetyo Adi Nugroho di acara Noesantara Festival Road to Moscow 2023 berbuah manis. Produk kopi dari Jawa Timur (Jatim) yang dia bawa dalam rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tersebut berhasil memikat para tamu undangan. Bahkan mampu menggaet pasar internasional.

WAHYU ZANUAR BUSTOMI, Surabaya

PRASETYO Adi Nugroho senang bukan kepalang. Dia tak menyangka bisa ikut pameran produk kopi se-Nusantara. Kesempatan itu tak pernah dibayangkan sebelumnya. Apalagi, dia ditunjuk sebagai perwakilan roaster dan penggiat kopi dari Jatim.

Pemeran yang diikuti Adi, sapaan akrabnya, memang tidak kaleng-kaleng. Noesantara Festival (Noefest) Road to Moscow 2023 adalah rangkaian acara KTT G20 di Bali. Event tersebut digelar untuk memperkuat kemitraan dagang. Salah satunya, produk unggulan kopi di Indonesia.

Ada enam daerah yang diundang Asosiasi Kopi Indonesia (Aski).

Yakni, Merauke, NTT, Bali, Jatim, Kalbar, dan Aceh. Adi diundang untuk membawa produk kopi unggulan dari Jatim. Misalnya, kopi Arjuno dari Pasuruan, kopi Argopuro dari Jember, dan kopi Ijen dari Banyuwangi serta Bondowoso. Semua itu dia bawa dan sajikan untuk para pengunjung.

Di luar dugaan, kopi tersebut menuai pujian. Noefest memang tidak dihadiri para presiden KTT G20. Melainkan tamu undangan dan delegasi lain. Tak disangka, kopi racikan Adi memikat lidah mereka. Bahkan, warga negara Amerika memesan produk kopi Adi untuk dibawa ke kafe miliknya. ’’Saya diminta menjadi supplier kopi untuk usahanya,’’ ucap pria 22 tahun tersebut kemarin (28/11) siang.

Tak hanya itu, kopi asal Jatim yang dia bawa juga dilirik orang Rusia. Bahkan sampai dibuatkan pasar ekspor. Menurut Adi, orang Rusia itu memintanya menjadi pemasok kopi untuk diekspor ke Rusia. Pasarnya sudah diatur mereka.

Noefest Road to Moscow 2023 berlangsung pada 13–18 November. Sayangnya, pria yang beralamat di Jalan Made Barat, Kecamatan Sambikerep, itu harus pulang lebih awal. Tepatnya dua hari sebelum penutupan pergelaran festival. Penyebabnya, dia kehabisan uang. Maklum, dia datang bersama kru dengan biaya pribadi.

’’Terpaksa (pulang). Mau gimana lagi,’’ terangnya.

Meski begitu, Adi sangat bangga. Kopi Jatim ternyata diminati orang bule. Usaha mengenalkan dan membantu petani kopi di Jatim tidak sia-sia. Apalagi berbuah manis bisa memasarkan ke luar negeri. Meskipun, semua dilakukan dengan uang pribadi.

April tahun depan, Adi juga mendapat undangan ke Moskow, Rusia. Agendanya sama, yakni mengenalkan produk kopi Jatim ke dunia. Sayangnya, rencana tersebut bisa saja batal. Pria yang bekerja pada pabrik di Gresik itu bisa gagal ke Rusia jika belum ada sponsor. Sebab, biaya akomodasinya tak murah. Terlebih, dia harus berada di sana selama seminggu. ’’Ada info akomodasi ditanggung panitia. Tapi, belum jelas juga,’’ ujarnya.

Berbagai cara Adi lakukan. Termasuk menggandeng dinas dan para pihak terkait. Hanya, upaya itu belum membuahkan hasil. Dia berharap nanti ada support menuju Moskow mengingat ada misi besar yang dibawa. Yakni, mengenalkan dan membantu petani kopi di Jatim.


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!