Menhan Prabowo: Pengembangan Alutsista Tertunda karena Anggaran Dialihkan ke Penanganan Covid-19

Menhan Prabowo: Pengembangan Alutsista Tertunda karena Anggaran Dialihkan ke Penanganan Covid-19

portal-rakyat.com – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengakui, pengembangan alat utama sistem senjata ( alutsista ) TNI tertunda karena anggarannya dialihkan ke penanganan Covid-19.

Hal itu disampaikan Prabowo saat mendapat pertanyaan awak media terkait minimum essential force (MEF) TNI yang baru mencapai 60-70 persen.

“Kita menghadapi, dua tiga tahun lalu, katakanlah krisis dunia yang luar biasa. Ancaman pandemi Covid-19 yang begitu luar biasa, di mana pemerintah fokusnya adalah melindungi rakyat. Jadi anggaran-anggaran kita fokus pada mengatasi Covid-19. Jadi kalau masalah alutsista tertunda itu kita harus menghadapinya,” kata Prabowo di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Prabowo menuturkan, Indonesia kemudian berhasil mengatasi Covid-19. Kini, fokus selanjutnya adalah mengamankan ekonomi.

“IMF (International Monetary Fund) meramalkan resesi dunia. Tadi disebut sepertiga negara dunia, 70 negara oleh IMF diramalkan akan menjadi pasien IMF, alias bankrut. Jadi kita bersyukur kita masih kuat,” ujar Prabowo.

Prabowo belum tahu kapan MEF TNI bisa tercapai 100 persen. Namun, ia yakin bahwa pemerintah bersama TNI bisa menjaga Indonesia.

“Kita punya kekuatan-kekuatan, ketahanan kita luar biasa. Jadi kita soal perlengkapan, kemampuan industri dalam negeri, sudah luar biasa. Kita percaya kepada kekuatan kita sendiri,” tutur Prabowo.

Adapun MEF sendiri merupakan standar kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai prasyarat utama terlaksananya efektivitas tugas pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi ancaman aktual.

Dalam pemenuhan alutsista MEF tahap III, masing-masing matra, yakni TNI AL, AD, dan AU mempunyai target pengadaan alutsista guna mendongkrak kekuatan melalui sistem persenjataan.

Dikutip dari Kompas.id, TNI AL menargetkan memiliki 182 unit KRI, 8 kapal selam, 100 unit pesawat udara (pesud), dan 978 unit kendaraan tempur pada 2024.

Sementara TNI AD menargetkan mempunyai 723.564 unit senjata ringan, 1.354 unit meriam/roket/peluru kendali (rudal), 3.758 unit kendaraan tempur, dan 224 unit pesawat terbang.

Sedangkan TNI AU menargetkan bisa memiliki 344 unit pesawat, 32 unit radar, 72 rudal, dan 64 unit penangkis serangan udara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!