Kemenkes: Stigma buruk perumit penanganan Tuberkulosis di Indonesia

Kemenkes: Stigma buruk perumit penanganan Tuberkulosis di Indonesia

portal-rakyat.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa adanya stigma buruk dalam masyarakat terhadap pasien penderita Tuberkulosis (TB) telah memperumit penanganan TB di Indonesia.

“Tantangan utama dari TB itu, pertama, masyarakat masih ada yang mempunyai stigma. Maludikatakan TB, dianggap penyakit masyarakat yang tidak mampu,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat ditemui ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menanggapi meninggalnya seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akibat TB, Nadia menuturkan sampai saat ini penanganan penyakit TB masih menjadi program prioritas di Kemenkes.

Sayangnya, dalam kasus kematian tersebut, ia mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi seseorang enggan untuk melapor. Selain stigma dalam masyarakat, terdapat kemungkinan bila almarhum sedang memiliki daya tahan tubuh yang rendah akibat kelelahan.

Selain itu, terdapat pula potensimahasiswa tersebut masih beradaptasi dengan gejala-gejala TB yang baru dirasakannya tersebut.

“Sudah ada karena baru, (ketika) mendapatkan pelayanan kesehatan dan biasanya tidak hanya paru. Tapi sudah meluas ke organ-organ lainnya (komplikasi),” ujarnya.

Nadia melanjutkan potensi lainnya yang memicu mahasiswa itu meninggal bisa jadi akibat stigma yang buruk, sehingga menyebabkan pasien telatke pelayanan kesehatan untuk berobat.

Ketika telah terdiagnosis TB, pasien sudah terlambat ditangani karena gejalanya yang timbul-hilang, seperti batuk-batuk, yang ketika meminum obat akan hilang lalu gejala kembali timbul selama berpekan-pekan.

“Kalau datang ke fasilitas kesehatan ditanyai batuk sudah berapa hari dan dijawab baru tiga hari hingga susternya juga sulit, sekarang kita lebih agresif lagi,” ucapnya.

Dari kasus tersebut Nadia minta setiap pihak menjadikannya pelajaran. Ketika sudahbatuk berdahakberlebihan atau mengalami gejala TB, masyarakat diimbau untuk segera melakukan pemeriksaan sputum melalui mikroskopis dan pemeriksaan tes cepat untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin sesuai diagnosis yang benar.

Sebelumnya, diberitakan seorang mahasiswa dari UMY yang berinisial UA (21),ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekitar sepekanyang lalu.

Diduga penyebab meninggalnya mahasiswa ituakibatpenyakit TB. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UMY Faris Al-Fadhat dalam keterangannya mengatakan, setelah kejadian tersebut pihaknya segera melakukan tindakan preventif agar kejadian tidak terulang di lingkungan kampusnya.

Salah satu cara yang dirinya beberkan adalah dengan melakukan skrining terhadap seluruh warga kampus mulai dari dosen hingga kalangan mahasiswa.*

error: Content is protected !!