Sejarah Pendakian ‘Mematikan’ Menuju Gunung Everest, Puncak Tertinggi di Dunia

Sejarah Pendakian ‘Mematikan’ Menuju Gunung Everest, Puncak Tertinggi di Dunia

portal-rakyat.com – Gunung Everest merupakan salah satu gunung tertinggi di Bumi yang tingginya mencapai 8.849 meter di atas permukaan laut.

Gunung Everest terletak di Mahalangur Himal di Himalaya , puncak gunung ini melintasi perbatasan yang memisahkan Tibet dan Nepal .

Gunung Everest memiliki dua jalur pendakian utama yakni punggungan tenggara dari Nepal , dan punggungan utara dari Tibet .

Meskipun rute punggungan utara lebih pendek, saat ini sebagian besar pendaki menggunakan rute punggungan tenggara, yang secara teknis lebih mudah.

Pada Juni 1924, George Mallory dan pendaki gunung Inggris Andrew Irvine berusaha mencapai puncak, tetapi mereka tidak selamat. Ekspedisi pada tahun 1999 menemukan mayat Mallory.

Pada tahun 1922, George Mallory, Geoffrey Bruce, Charles Granville, dan George Finch, mencoba pendakian untuk pertama kalinya menggunakan oksigen, tetapi ekspedisi itu digagalkan oleh longsoran salju.

Pada Juni 1924, George Mallory dan Inggris Andrew Irvine berusaha mencapai puncak, tetapi mereka tidak selamat. Ekspedisi 1999 menemukan mayat Mallory.

Ekspedisi awal pada tahun 1920-an dan 1930-an berusaha untuk melakukan pendakian dari sisi Tibet , tetapi akses ditutup setelah Tibet secara resmi berada di bawah kendali China pada tahun 1951.

Hal ini mendorong penjelajah Inggris Bill Tilman dan sebuah kelompok kecil yang untuk mendekati Everest melalui Nepal di sepanjang rute pendekatan standar ke Everest dari selatan.

Pada tahun 1952, anggota ekspedisi Swiss yang dipimpin oleh Edouard Wyss-Dunant mencapai ketinggian sekitar 8.595 meter di punggungan tenggara, membuat rekor ketinggian pendakian baru.

Pada tahun 1953, ekspedisi Inggris yang dipimpin oleh John Hunt kembali ke Nepal . Hunt memilih dua pasangan pendakian untuk mencoba mencapai puncak.

Cerita perjalanan ini ditulis oleh Charles Wylie, seorang letnan kolonel Angkatan Darat Inggris dan sekretaris penyelenggara ekspedisi, di The Himalayan Journal.

Pasangan pertama adalah Tom Bourdillon dan Charles Evans, datang dalam jarak 91 m dari puncak, tetapi harus mundur karena masalah oksigen.

Dua hari kemudian, pasangan kedua, Edmund Hillary dan Norgay mencapai puncak. Di atas puncak, mereka mengambil beberapa foto dan meninggalkan beberapa permen dan salib.

Saat ini, studi tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal NPJ Climate and Atmospheric Science menunjukkan bahwa gletser Gunung Everest mencair dengan cepat karena perubahan iklim, membuat longsoran lebih sering terjadi.***

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website pikiran-rakyat.com. Situs https://portal-rakyat.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://portal-rakyat.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

error: Content is protected !!