OPEC+ Pangkas Produksi, Arab Saudi Bantah Bikin Minyak Jadi Senjata

OPEC+ Pangkas Produksi, Arab Saudi Bantah Bikin Minyak Jadi Senjata

portal-rakyat.com – Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, negaranya bermitra dengan Rusia untuk memangkas produksi minyak guna menstabilkan pasar.

Dia juga membantah tudingan bahwa ada motif politik di balik keputusan pemangkasan produksi minyak dari OPEC +.

Pekan lalu, OPEC+, kelompok produsen minyak yang dipimpin Arab Saudi dan Rusia, sepakat memangkas produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari.

Pemangkasan produksi minyak itu dua kali lipat dari perkiraan para analis dan merupakan pemotongan terbesar sejak pandemi Covid-19.

Keputusan OPEC+ dalam memangkas produksi membuat para pemimpin AS marah karena khawatir harga minyak bakal melambung.

Pemangkasan produksi minyak dikhawatirkan AS dan sekutunya akan mengerek harga minyak harga dan membantu Presiden Rusia Vladimir Putin terus mendanai perangnya di Ukraina.

Para ahli juga khawatir bahwa harga minyak melambung dapat mempersulit AS untuk menekan inflasi yang sudah meroket tahun ini.

“Kami berusaha memastikan bahwa kami tidak mengalami perubahan harga yang tidak menentu,” kata al-Jubeir kepada Becky Anderson dari pada Rabu (12/10/2022).

“Rekam jejak kami jelas. Kami selalu bekerja dengan tekun untuk menjaga stabilitas di pasar minyak,” sambung al-Jubeir.

Al-Jubeir membantah bahwa ada motif politik dalam keputusan pemangkasan produksi minyak oleh OPEC+.

Dia menambahkan, pemangkasan produksi dilakukan justru untuk menghindari perubahan besar pada harga minyak, yang dapat memengaruhi konsumen di seluruh dunia.

Dia juga mengungkapkan bahwa harga minyak dunia telah mengalami penurunan beberapa bulan lalu.

“Arab Saudi tidak berpihak pada Rusia. Arab Saudi mengambil sisi untuk mencoba memastikan stabilitas pasar minyak,” tutur al-Jubeir.

“Arab Saudi tidak mempolitisasi minyak. Kami tidak melihat minyak sebagai senjata. Kami melihat minyak sebagai komoditas kami. Tujuan kami adalah untuk membawa stabilitas ke pasar minyak,” imbuh al-Jubeir.

Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa akan ada konsekuensi untuk hubungan Arab Saudi dan AS setelah OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi minyak.

Hal tersebut disampaikan Biden dalam sebuah wawancara dengan CNN, Selasa (11/10/2022).

Kendati demikian, Biden tidak membahas opsi apa yang dia pertimbangkan untuk hubungan tersebut.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://portal-rakyat.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://portal-rakyat.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”

error: Content is protected !!
Exit mobile version