5 Etika Dasar untuk Wisatawan, Belajar dari Kasus Turis Asing di Bali

5 Etika Dasar untuk Wisatawan, Belajar dari Kasus Turis Asing di Bali

portal-rakyat.com – Tersiar kabar sejumlah turis asing di Bali yang kedapatan melanggar lalu lintas, memakai kendaraan bermotor yang pelat nomornya diganti, hingga yang komplain dengan suara ayam berkokok di pagi hari. Kita bisa mempelajari satu hal dari kasus tersebut.Mereka, turis-turis asing itu, idealnya sama dengan kita saat menjadi wisatawan mengunjungi kota-kota lain di Indonesia. Ada seperangkat etika atau aturan sederhana yang mesti dipatuhi. Kasus turis asing di Bali yang mengundang perhatian hendaknya menjadi pelajaran bagi kita.Menghargai budaya setempat adalah salah satu etika sederhana tersebut yang mesti dipatuhi. Tentu masih banyak lagi etika yang bisa diterapkan agar kita bisa dengan nyaman menjadi wisatawan, warga lokal pun dengan nyaman menerima kehadiran kita.Dengan menerapkan 10 etika dasar wisatawan berikut, harapan jangka panjangnya, kita akan datang lagi ke kawasan wisata tersebut, warga lokal pun akan dengan senang hati menerima kedatangan kita.

Berikut kami rangkum 5 etika simpel wisatawan, dilansir dari laman Chadrywyatt dan Everysteph:

Kita perlu mengetahui dulu lokasi tujuan baik lewat buku, penelusuran di internet, menonton vlog orang lain, perlu juga belajar sedikit aturan hukum dan sedikit-sedikit bahasa lokal. Bekal itu begitu penting karena akan membantu kita terlebih kita belum pernah sama sekali mengunjungi tempat tersebut. Warga lokal pun akan dengan senang hati saat mengetahui kita sudah tahu sedikit banyak tentang daerah mereka.

Di antara cara menghargai adat istiadat adalah berpakaian yang pantas menurut aturan setempat. Selain itu, jika di daerah yang kita kunjungi, lebih banyak warga miskin atau dikategorikan negara miskin, pastikan kita tidak memamerkan kekayaan, perhiasan, tas mahal, dan lain sebagainya.Terkait kondisi masyarakat negara tujuan yang ekonominya sulit, mungkin kita akan menemukan banyak anak kecil meminta-minta uang dan kita mungkin tergerak memberi, tapi alangkah lebih baik jika kita memberi hanya melalui asosiasi atau lembaga terpercaya untuk memastikan dana yang diberikan digunakan sesuai peruntukannya.Saat menemukan sesuatu yang berbeda dengan kebiasaan kita, contohnya kita tidak bisa menemukan makanan A di restoran yang namanya sama dengan daerah kita, hendaknya kita menahan diri untuk tidak marah. Kita harus menghargai perbedaan itu.

Mengabadikan momen memang menjadi yang paling ingin dilakukan, pastikan kita meminta izin dulu sebelum mengambil gambar orang-orang di sekitar. Warga lokal adalah sama-sama manusia seperti kita, kita harus menghargainya.

Pastikan kita tidak merusak lingkungan yang sudah dijaga masyarakat setempat terlebih lagi kalau itu merupakan kawasan dilindungi, situs arkeologi, dan sebagainya. Membuang sampah pada tempatnya dan tetap menjaga kebersihan bisa menjadi cara menghargai lingkungan tersebut.Sumber daya lain termasuk air juga hendaknya dijaga, kita hendaknya tidak menggunakannya tanpa memikirkan ketersediannya. Saat kita menginap di hotel, langkah kecil yang bisa dilakukan adalah selalu menutup keran setelah dipakai, mematikan lampu dan AC saat tidak digunakan, dan sebagainya.Begitu juga dengan kekayaan flora dan faunanya, jangan sampai kita sembarangan membuang atau memberikan makanan jika di sana ada larangan untuk melakukan itu. Patuhi aturan setempat, kalau dibolehkan memberikan makanan yang sudah disediakan pengelola, kita bisa menggunakannya.

Keluarga, kolega, dan sahabat menunggu di kota asal. Tak ada salahnya kita membelikan mereka oleh-oleh sesuai kemampuan kita. Tentu alangkah lebih baik jika orang yang menitipkan oleh-oleh itu sudah memberi kita uang, artinya kalau mereka hanya meminta oleh-oleh secara cuma-cuma, kita bisa mempertimbangkannya untuk menolak atau hanya memberikan oleh-oleh sesuai kemampuan kita.

Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut terjadi penurunan wisatawan menurut data hingga 1 Maret 2023 dibandingkan selama November 2022. Jumlahnya 376.361 berbanding 377.276 kunjungan alias menurun 12,02 persen yang mengunjungi Bali melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai dan pelabuhan selama November 2022 hingga Januari 2023.Peningkatan terjadi pada pengunjung lewat pelabuhan yakni dari 373 (November 2022), 915 (Desember 2022), menjadi 1.875 pada Januari 2023. Adapun yang masuk melalui Bandara Ngurah Rai, jumlahnya mencapai 287.025, 376.361, dan 330.037 pada rentang periode sama.Dikutip Pikiran-rakyat.com dari laman Bali Management Villas, Australia, Rusia, India, Korea Selatan, dan Singapura menjadi negara dengan penyumbang paling banyak wisatawan asing hingga Januari 2023 lalu.***

error: Content is protected !!