Mana Lebih Cuan, Obligasi Fixed Rate atau Deposito?

Mana Lebih Cuan, Obligasi Fixed Rate atau Deposito?

portal-rakyat.com – Dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2023 di bulan Februari silam, Presiden Joko Widodo menyoroti tingginya margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan Indonesia, yang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia pada tahun 2022.

NIM membandingkan pendapatan bunga bersih yang diterima bank dari produk kredit dengan bunga yang dibayarkan ke pemberi pinjaman sehingga menunjukkan tingkat profitabilitas bank. NIM yang tinggi menunjukkan bahwa bank mengenakan bunga yang tinggi saat nasabah mengambil produk kredit, sedangkan di saat yang sama memberikan bunga yang rendah saat nasabah (pemberi pinjaman) menyimpan uangnya di bank.

Menyikapi hal di atas, pengamat perbankan, keuangan, dan investasi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Eddy Junarsin berpendapat, masyarakat dapat melirik kelas aset yang lain sebagai alternatif untuk menabung atau berinvestasi, terlebih ketika tujuan mendasar dalam menabung atau berinvestasi adalah untuk melindungi aset kita dari inflasi.

Berdasarkan Data Statistik Perbankan Indonesia bulan Desember 2022 menunjukkan, rata-rata suku bunga tabungan bank umum adalah 0,67 persen per tahun dan rata-rata suku bunga deposito bank umum adalah 4,68 persen per tahun (sebelum dipotong pajak 20 persen).

Sementara pada periode yang sama inflasi telah menyentuh angka 5,51 persen. Di sisi lain, yield Obligasi Negara sedang berada di puncak mengikuti kenaikan suku bunga yang sudah sampai titik tertinggi.

Eddy mengatakan, salah satu obligasi negara yang diperdagangkan di pasar sekunder dengan kupon bersifat tetap yang dibayar setiap enam bulan adalah Obligasi Fixed Rate (FR). Berbeda dengan deposito di mana nilai maksimal yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah Rp 2 miliar per nasabah per bank, pemerintah Indonesia menjamin 100 persen pengembalian pokok dan kupon Obligasi FR.

Keunggulan lain dari Obligasi FR adalah sifatnya yang likuid karena investor dapat menjualnya di pasar sekunder sebelum jatuh tempo jika membutuhkan uang tiba-tiba. Sementara itu, deposito merupakan instrumen investasi berjangka sehingga relatif kurang likuid.

“Masyarakat perlu mengenali seluk-beluk instrumen investasi yang tersedia di markets, mulai dari bunga/imbal hasil, keamanan, likuiditas, serta manfaat dan risikonya sehingga bisa memperoleh imbal hasil yang optimal dengan risiko terukur dari investasi mereka,” kata Eddy dalam siaran pers, Selasa (28/3/2023).

Eddy mencontohkan, bagi investor yang ingin mendapatkan imbal hasil tetap dan dibayarkan setiap enam bulan sekali, Obligasi FR bisa menjadi pilihan yang tepat karena berapapun besarnya investasi FR, ini dijamin sepenuhnya oleh negara sehingga risikonya sangat kecil, atau bahkan mendekati kategori risk-free. Selain itu, FR dapat diperjual-belikan di pasar sekunder sehingga sifatnya sangat likuid.

Ada banyak produk FR yang dapat dibeli kapanpun serta dapat menjadi pilihan investasi masyarakat. Misalnya, FR0070 yang memiliki kupon tetap 8,375 persen per tahun, FR0096 yang memiliki kupon tetap 7 persen per tahun, dan FR0097 yang memiliki kupon tetap 7,125 persen sebelum dipotong pajak 10 persen.

“Dalam hal pembelian Obligasi FR di platform fintech tertentu, semua produk yang diinvestasikan, mulai dari reksadana, saham, dan FR tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sehingga semua investasi tersebut tercatat atas nama nasabah selaku pemilik aset. Ini bisa menjadi nilai tambah yang memberikan kejelasan dan rasa aman bagi investor,” ujarnya.

Ada pula produk Obligasi Negara yang hanya bisa dibeli pada saat masa penawaran tertentu, misalnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Sukuk Ritel (SR). ORI dan SR merupakan jenis obligasi negara yang memberikan kupon fixed rate sebagai imbal hasil yang tetap setiap bulannya.

Yang teranyar, Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel seri SR018 dengan masa penawaran yang berlangsung pada tanggal 3-29 Maret 2023. SR018 diterbitkan dalam dua tipe produk, yakni SR018-T3 dan SR018-T5, sehingga dapat disesuaikan dengan tujuan investasi para investor.

SR018-T3 memiliki tenor tiga tahun dengan imbal hasil tetap sebesar 6,25 persen per tahun (sebelum dipotong pajak 10 persen) dan pembelian maksimal Rp 5 miliar. SR018-T5 memiliki tenor lima tahun dengan imbal hasil tetap sebesar 6,4 persen per tahun (sebelum dipotong pajak 10 persen) dan pembelian maksimal Rp 10 miliar.

“Kedua tipe SR018 ini memberikan imbal hasil atau kupon yang dibayarkan setiap bulan serta dapat diperjual-belikan di pasar sekunder (tradable),” jelas dia.

Di sisi lain, Eddy mengingatkan masyarakat bahwa jurus 2L (Legal dan Logis) harus selalu menjadi patokan dalam berinvestasi. Artinya, ketika berinvestasi, kita harus memastikan agar perusahaan atau aplikasi investasinya telah berizin dan diawasi oleh regulator di sektor jasa keuangan. Begitu pula dengan logis yang berarti, kita harus bisa mengambil keputusan dengan akal sehat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!