Kecewa dengan Kenaikan Suku Bunga, Wall Street Jeblok

Kecewa dengan Kenaikan Suku Bunga, Wall Street Jeblok

portal-rakyat.comJakarta, CNBC Indonesia – Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak ambruk dengan pelemahan lebih dari 1,6%.

Pada perdagangan Rabu (22/3/3023), indeks Dow Jones ditutup di posisi 32.030,11. Indeks jatuh 1,63% atau 530,49 poin. Indeks Nasdaq melemah 190,15 poin atau 1,6% ke posisi 11.669,96 dan indeks S&P 500 anjlok 65,9 poin atau 1,65% ke 3.936,97.

Wall Street melemah setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) tetap menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0%, Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

The Fed tetap menaikkan suku bunga di tengah krisis perbankan AS yang mengguncang dunia. Keputusan The Fed tersebut menegaskan jika inflasi tetap menjadi pertimbangan utama The Fed.

Inflasi AS sebenarnya sudah melandai ke 6% (year on year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari 2023. Namun, masih jauh di atas target The Fed di kisaran 2%.

Chairman The Fed Jerome Powell mengatakan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mempertimbangkan untuk menahan kenaikan suku bunga karena adanya krisis perbankan.

Namun, rapat tetap memutuskan kenaikan karena inflasi masih kencang dan pasar tenaga kerja masih panas.

Dalam sepekan terakhir, AS tengah diguncang krisis yang menimpa tiga bank mereka. Silicon Valley Bank (SVB), Signature Bank, dan Silvergate Bank.

“Pasar bersemangat saat mendengar jika The Fed telah mempertimbangkan untuk menahan suku bunga tetapi pasar kembali kecewa saat Powell mengklarifikasi jika The Fed terikat untuk menekan inflasi sehingga akan tetap menaikkan suku bunga jika diperlukan,” tutur Chris Zaccarelli, chief investment officer Independent Advisor Alliance, dikutip dari Reuters.

Sam Stovall, chief investment strategist of CFRA Research, juga mengatakan hal yang sama. Banyak saham yang kemudian jatuh karena The Fed menegaskan komitmen untuk menjaga inflasi.

“Mungkin investor berharap The Fed berhenti menaikkan suku bunga. Pelemahan bursa saham ini adalah bukti ketidaksenangan mereka atas kenaikan suku bunga yang mungkin masih terjadi pada 1-2 pertemuan mendatang,” tutur Stovall.

Di antara saham yang berbalik arah dari positif ke negatif adalah perbankan. S&P Banks index(.SPXBK)jatuh 3,7% sementara KBW Regional Bank index(.KRX)ambles 5,3%.

Selain keputusan The Fed, pelaku pasar juga bereaksi negatif terhadap pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Berbicara di depan senat pada Rabu (22/3/2023) waktu AS, Yellen mengatakan tidak akan ada ‘blanket insurance” atau jaminan kepada nasabah bank di atas ketentuan.

Dia menegaskan Lembaga Penjamin Simpanan AS FDIC akan tetap mempertahankan batas simpanan yang dilindungi di angka US$ 250.000 per nasabah atau sekitar Rp 3,84 miliar.

Saham First Republic Bank kembali ambruk 15,5% kemarin setelah pernyataan Yellen. Saham Pacific Western Bank juga jeblok 17,1% sementara Western Alliance Bancorp turun 5,0 %.

Di tengah anjloknya bursa Wall Street, sejumlah saham tetap menunjukkan kinerja cemerlang. Di antaranya adalah perusahaan ritel GameStop Corp yang terbang 35% dan Virgin Orbit Holdings Incyang melesat 33%.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

error: Content is protected !!