Vladimir Putin Sebut Negara Barat Memaksa Ukraina Menuju Jalur Bunuh Diri

Vladimir Putin Sebut Negara Barat Memaksa Ukraina Menuju Jalur Bunuh Diri

Presiden Rusia mengatakan bahwa negara-negara Barat memanfaatkan Ukraina untuk kepentingan geopilitik mereka

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Jumat (9/12) mengatakan bahwa negara-negara Barat dengan sengaja menyebarkan kekacauan dan menggunakan tindak kekerasan untuk mencapai tujuan geopolitik mereka, salah satunya dengan memprovokasi konflik Ukraina-Rusia.

Menurut Putin, konflik di Ukraina adalah upaya “AS dan negara satelitnya” untuk menggunakan Kiev untuk merusak keamanan Rusia.

“Selama bertahun-tahun, Barat dengan berani menguras dan mengeksploitasi sumber daya [Ukraina], mendorong genosida dan teror di Donbass, secara de-facto mengubah negara ini menjadi koloni, dan sekarang secara sinis menggunakan orang-orang Ukraina sebagai makanan yang tidak bisa dimakan, pendobrak melawan Rusia…Mereka (negara Barat) terus mengirimkan senjata dan amunisi ke Ukraina, mengirim tentara bayaran, memaksa Ukraina menuju jalur bunuh diri,” kata Putin, dikutip RT.com.

Kanselir Jerman Sebut Rusia Tak Lagi Ancam Gunakan Senjata Nuklir dalam Konflik Ukraina

Ia menambahkan bahwa konflik Ukraina hanyalah salah satu contoh pengaruh destruktif yang dilakukan negara-negara Barat di seluruh dunia, dalam upaya mempertahankan dominasinya di panggung global.

“Sebuah arsitektur keamanan yang berhasil, yang dapat menghadapi tantangan modern, harus tidak didasarkan pada beberapa aturan tak tertulis yang mistis, yang belum pernah dilihat siapa pun, bukan pada dominasi dan monopoli seseorang, tetapi hanya pada hukum internasional dan sikap saling menghormati kepentingan satu sama lain,” tambah Putin.

Sebelumnya, mantan Kanselir Jerman Angela Merkel, mengakui bahwa tujuan utama digelarnya perjanjian Minsk, yang dimediasi oleh Jerman dan Prancis pada tahun 2014 silam, bukan untuk menyelesaikan isu separatisme di wilayah Donbass dengan cara diplomasi. Melainkan untuk memberi waktu Ukraina untuk memperkuat kemampuan militernya.

“[Ukraina] menggunakan waktu itu untuk menjadi lebih kuat, seperti yang Anda lihat hari ini,” kata Merkel dalam wawancara dengan Majalah Zeit.

“Ukraina 2014/15 bukanlah Ukraina hari ini. Seperti yang Anda lihat dalam pertempuran untuk Debaltsevo pada awal 2015, [Presiden Rusia Vladimir] Putin dapat dengan mudah mengalahkan mereka pada saat itu. Dan saya sangat meragukan bahwa negara-negara NATO dapat melakukan sebanyak yang mereka lakukan sekarang untuk membantu Ukraina,” tambahnya.

Pada 24 Februari 2022 kemarin, Presiden Vladimir Putin memulai operasi militer Rusia di Ukraina, setelah menganggap Ukraina sudah gagal mengimplementasikan Perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status otonomi khusus bagi dua wilayah di Provinsi Donbass, yakni Donetsk dan Lugansk.

Operasi militer dilakukan beberapa hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk. Dua wilayah itu, beserta Kherson dan Zaporozhye, pada akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Federasi Rusia melalui referendum yang digelar pada September 2022 kemarin.

Pengakuan Mantan Kanselir Jerman Buktikan Adanya Tindak Provokasi Negara Barat dalam Konflik Ukraina


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!