Turki Sebut Swedia Negara Pusat Propaganda Teroris

Turki Sebut Swedia Negara Pusat Propaganda Teroris

Turki mengecam sikap pemerintah Swedia yang mengijinkan simpatisan Partai Pekerja Kurdi untuk menggelar aksi demo anti-Erdogan

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Omer Celik, Seorang juru bicara partai yang berkuasa di Turki, mengatakan bahwa penolakan Swedia untuk menyelidiki dan mengadili seluruh orang yang terlibat dalam aksi protes simpatisan Partai Pekerja Kurdi (PKK), sama saja dengan “mendukung terorisme”.

Insiden itu semakin memperkeruh hubungan antara Ankara dan Stockholm, yang tetap menemui jalan buntu terkait upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO.

“Diamnya mereka (pemerintah Swedia) yang mengklaim memperjuangkan demokrasi, pluralisme, dan kebebasan dalam menghadapi aksi teroris keji ini tidak lain adalah mendukung terorisme,” tegas Celik seperti dikutip Jitunews dari kantor berita Anadolu Agency.

PM Polandia: Kekalahan Ukraina Bisa Menjadi Awal dari Perang Dunia III

Ia menegaskan bahwa aksi protes yang dilakukan oleh simpatisan PKK tersebut “tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara.” Ia menambahkan bahwa Swedia telah menjadi “pusat propaganda para teroris ini.”

“Penolakan untuk mengadili berarti bahwa kelompok teroris dapat mengambil tindakan apa pun yang diinginkannya di Swedia; mereka dapat mengancam kepala negara-negara sahabat,” tambahnya.

Pada hari Rabu pekan lalu, boneka seukuran manusia yang menggambarkan Erdogan digantung terbalik selama demonstrasi Kurdi di pusat Stockholm.

Kelompok di balik protes tersebut, Komite Rojava Swedia, memposting video aksi tersebut di media sosial, mendesak pemimpin Turki tersebut untuk mengundurkan diri jika dia tidak ingin menghadapi nasib diktator Italia Benito Mussolini, yang juga digantung di depan publik pada tahun 1945.

Setelah insiden tersebut terjadi, Turki telah memanggil duta besar Swedia dan menuntut agar Stockholm “mengambil langkah yang diperlukan melawan kelompok teroris.” Namun, seorang jaksa Swedia menolak untuk melakukan penyelidikan, dengan alasan bahwa para demonstran telah menggunakan hak mereka untuk kebebasan berbicara.

Turki hingga saat ini masih belum memberikan ijin bagi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO, karena kedua negara diyakini menyembunyikan “teroris” dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan kelompok terkait lainnya yang telah dilarang oleh otoritas Turki.

Direktur CIA Dilaporkan Gelar Kunjungan Rahasia ke Ukraina, Sebulan sebelum Serangan Rusia Dimulai


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!