Tolak Pembangunan Tambang Batu Bara, Aktivis Iklim Greta Thunberg Ditangkap Polisi Jerman

Tolak Pembangunan Tambang Batu Bara, Aktivis Iklim Greta Thunberg Ditangkap Polisi Jerman

Para aktivis iklim menolak perluasan tambang batu-bara di sebuah desa di Jerman. Menurut mereka, operasional tambang batu bara hanya akan meningkatkan emisi karbon

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, dikabarkan ditangkap oleh polisi Jerman pada hari Selasa (17/1), saat mengikuti aksi protes terhadap perluasan tambang batu bara di Luetzerath, Rhine-Westphalia Utara.

Dalam sebuah potongan video, Thunberg terlihat dibawa pergi oleh sejumlah petugas polisi anti huru hara dari tempat berlangsungnya aksi protes.

Seorang juru bicara polisi di dekat Aachen mengatakan kepada media bahwa Thunberg adalah bagian dari kelompok pengunjuk rasa yang “menyerbu” perimeter tambang dan mendekati tepi penggalian, yang “curam dan sangat berbahaya”.

Tentara AS Curi Minyak Suriah, China: Kelakuan Bandit Semacam itu Memperparah Krisis Energi

Dalam foto dan video yang beredar cepat di media sosial, empat petugas polisi terlihat menggendong Thunberg di lengan dan kakinya dalam jarak dekat. Dia tersenyum, saat pengunjuk rasa meneriakkan “kamu tidak sendiri”.

“Kami tahu siapa dia,” kata polisi kepada wartawan saat ditanya mengapa mereka tidak mengikuti prosedur dan menuliskan informasi pribadinya.

Polisi mengatakan kepada Sky News bahwa ini adalah kedua kalinya dalam minggu ini Thunberg ditahan sebagai bagian dari protes Luetzerath. Dia tiba di daerah itu pada hari Jumat akhir pekan kemarin dan bergabung dengan para aktivis Jerman pada hari Sabtu untuk “menolak” rencana perluasan tambang batu bara di wilayah tersebut.

Lebih dari 1.000 polisi saat ini terlibat dalam upaya untuk mengusir warga dari Luetzerath, sehingga proses penghancuran desa untuk dijadikan tambang batu-bara dapat berjalan dengan aman dan lancar.

Aktivis iklim mengklaim bahwa penambangan batu bara akan meningkatkan emisi karbon dan mengganggu rencana Perjanjian Iklim Paris yang bertujuan untuk membatasi pemanasan global.

Sementara itu, pihak perusahaan pengelola tambang batu-bara di Luetzerath, RWE, berpendapat bahwa mereka menjamin jika operasional tambang sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh aturan Eropa. Partai Hijau, yang saat ini menjadi bagian dari koalisi penguasa Jerman, juga telah mendukung perusahaan tersebut.

Setelah meninggalkan impor gas alam dari Rusia karena konflik di Ukraina, Jerman memutuskan untuk meningkatkan produksi batu bara dan menunda penutupan pembangkit listrik tenaga nuklir. Greta Thunberg sendiri juga menegaskan bahwa opsi kedua, yakni melanjutkan operasional PLTN, masih jauh lebih baik daripada membakar batu bara, meskipun sebelumnya ia pernah menentang penggunaan energi atom.

Kebijakan Sanksi dan Konflik Bahayakan Perekonomian Global, IMF: Negara Berkembang Akan Semakin Tertinggal


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!