Terungkap Efek dari Garis Wallace yang Melewati Indonesia

Terungkap Efek dari Garis Wallace yang Melewati Indonesia

Rabu, 26 Juli 2023 – 11:06 WIB

VIVA Tekno – Teka-teki lama dari garis evolusi raksasa telah dipecahkan, setelah batas pertama kali dibuat pada 160 tahun lalu. Garis itu muncul jutaan tahun lalu setelah tabrakan benua memicu perubahan iklim ekstrem yang berdampak pada spesies di setiap sisi pemisah dengan cara yang berbeda, ungkap sebuah studi baru. 

Baca Juga :

BMKG Jelaskan Fenomena Turun Salju di Mimika Papua

Perbatasan yang dikenal sebagai Garis Wallace adalah penghalang biogeografis yang pertama kali dipetakan pada tahun 1863 oleh naturalis dan penjelajah Inggris Alfred Russel Wallace, yang terkenal mengusulkan teori evolusi melalui seleksi alam pada waktu yang sama dengan Charles Darwin. 

Dalam perjalanannya melintasi Kepulauan Melayu — rangkaian lebih dari 25.000 pulau antara Asia Tenggara dan Australia, yang mencakup negara-negara modern seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, dan Singapura — Wallace memperhatikan bahwa spesies yang ditemuinya berubah drastis melewati titik tertentu. 

Baca Juga :

5 Negara Asia yang Ganti Nama, 3 Negara Tetangga Indonesia

Titik ini kemudian menjadi batas Garis Wallace. Di sisi garis Asia, makhluk-makhluk itu secara eksklusif berasal dari Asia. Namun di sisi perbatasan Australia, hewan adalah campuran keturunan Asia dan Australia. 

Selama lebih dari seabad, distribusi asimetris spesies melintasi Garis Wallace memperdaya para ahli ekologi. Terjadi sesuatu yang memungkinkan spesies Asia bergerak ke satu arah tetapi mencegah spesies Australia bergerak ke arah sebaliknya.

Baca Juga :

Survei: Tingkat Stres Karyawan Indonesia Paling Rendah Se-Asia

Namun dalam beberapa tahun terakhir, sebuah teori baru telah muncul. Para peneliti sekarang percaya bahwa distribusi spesies yang tidak merata melintasi Garis Wallace disebabkan oleh perubahan iklim yang ekstrem akibat aktivitas tektonik sekitar 35 juta tahun yang lalu, ketika Australia memisahkan diri dari Antartika dan menabrak Asia, melahirkan Kepulauan Melayu.

Dalam studi baru yang diterbitkan 6 Juli di jurnal Science, para peneliti menggunakan model komputer untuk mensimulasikan bagaimana hewan dipengaruhi oleh efek iklim yang dipicu tumbukan benua. 

Halaman Selanjutnya

Model memperhitungkan kemampuan penyebaran, preferensi ekologis, dan keterkaitan evolusi lebih dari 20.000 spesies yang ditemukan di kedua sisi Garis Wallace. Hasil menunjukkan spesies Asia jauh lebih cocok untuk hidup di Kepulauan Melayu pada saat itu.


Artikel ini bersumber dari www.viva.co.id.

error: Content is protected !!
Exit mobile version