Survei Trust: Duet Prabowo-Ganjar Kalahkan Elektabilitas Anies-AHY

Survei Trust: Duet Prabowo-Ganjar Kalahkan Elektabilitas Anies-AHY

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Duet Prabowo Subianto-Ganjar Pranowo memuncaki hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres yang dirilis oleh Trust Indonesia. Duet Prabowo-Ganjar mendapat persentase elektabilitas sebesar 37,4 persen, mengalahkan simulasi pasangan capres-cawapres Anies-AHY yang punya elektabilitas 33,6 persen.

“Duet Prabowo-Ganjar ini menjadi pilihan terbanyak responden dengan jumlah 37,4 persen. Duet ini bahkan mampu mengalahkan pasangan Anies-AHY yang mampu mendapatkan pilihan sebesar 33,6 persen,” kata Direktur Eksekutif Trust Indonesia, Azhari Ardinal dalam siaran pers Kamis (23/2) siang.

Meski begitu, hasil survei ini masih bisa berubah lantaran dinamika politik yang tak bisa ketebak di depan. Menurut Azhari, baik Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masih punya kans yang sama besar untuk memenangkan pilpres bila nantinya dapat tiket.

Minta Prabowo-Muhaimin Segera Deklarasi Capres-Cawapres, Musni Umar: Lebih Cepat Lebih Baik

Trust juga berpandangan duet Prabowo-Ganjar akan menjawab keraguan dan kebuntuan terhadap ketidakjelasan nasib Ganjar Pranowo yang belum memiliki tiket dari partai politik atau koalisi politik manapun. Terlebih, dalam beberapa waktu terakhir, PDIP tampak semakin menunjukkan sinyalemen untuk tidak mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden.

“Desain duet Prabowo-Ganjar ini kami simulasikan karena Anies sudah dicalonkan secara resmi Koalisi Perubahan sebagai Capres. Jadi tertutup kemungkinan menduetkan Prabowo-Anies ataupun Ganjar-Anies. Sebaliknya tak mungkin juga mensimulasikan Anies-Prabowo atau Anies-Ganjar karena saat ini mereka berada dalam spektrum politik yang sangat berbeda,” tuturnya.

Menariknya, mayoritas responden mengaku sudah mantap menetapkan pilihan terhadap calon presiden, dengan angka sebesar 61,7 persen. Sehingga dengan demikian, mereka akan sulit mengubah pilihan Capres yang sudah ditetapkan sejak jauh-jauh hari itu. Trust menganggap fenomena ini amat berkaitan dengan kecenderungan orang Indonesia yang memilih Calon Presiden berdasarkan kesukaan dan ketidaksukaan pribadi.

“Dalam pengalaman, susah memang mengubah kecenderungan pilihan pemilih Indonesia terhadap figur Capres. Sebab yang bermain pada akhirnya faktor kecenderungan like or dislike. Sedikit sekali pemilih yang mempertimbangkan aspek gagasan dan tawaran program yang diajukan oleh seorang Capres,” kata dia.

Efek Ekor Jas

Hasil survei Trust juga mendapatkan temuan soal efek ekor jas (coat tail effect) yang hanya menguntungkan dua partai yang sejauh ini sudah menyatakan dukungannya terhadap satu calon presiden (Capres). Pertama, jika melihat tren elektabilitas, efek ekor jas berhasil mengerek suara partai Nasdem sebesar 3,4 persen. Kedua, dalam hal yang sama, efek ekor jas juga berhasil menaikkan suara partai Demokrat sebanyak 0,1 persen. Perbedaan dampak hasil efek ekor jas tersebut, menurut Trust, erat kaitannya dengan massifnya manuver kampanye Partai Nasdem dalam mendukung pencapresan Anies Baswedan.

“Profil Capres ini benar-benar mendatangkan coat tail effect bagi partai politik pendukung. Karena sejauh ini, baru Nasdem dan Demokrat yang mendeklarasikan dukungan, maka hanya kedua partai tersebut yang mendapat keuntungan tersebut. Meskipun coat tail effect-nya juga berbeda karena cuma Nasdem yang habis-habisan ‘menjual’ Anies sebagai Capres,” kata Azhari.

Immanuel Ebenezer Kini Puji Prabowo Sosok Pemaaf, Dulu Sempat Minta Ditangkap


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!