Ribuan ASN Jabar Operasi Semut Rapikan Area Masjid Al Jabbar

Ribuan ASN Jabar Operasi Semut Rapikan Area Masjid Al Jabbar

JawaPos.com–Sekitar 3.000 aparatur sipil negara (ASN) Pemprov Jawa Barat bersama Gubernur Ridwan Kamil melaksanakan salat Subuh berjamaah di Masjid Raya Al Jabbar, Gedebage, Kota Bandung. Kegiatan dilanjutkan dengan operasi semut untuk membersihkan area masjid tersebut.

”Tadi dilaksanakan salat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan operasi semut pagi tadi (30/12). Kita kerja bakti, bagi yang datang, ini momen sejarah,” kata Ridwan Kamil seperti dilansir dari Antara usai peresmian Masjid Al Jabbar di Badung, Jumat (30/12).

Pelaksanaan salat subuh berjamaah di Masjid Raya Al Jabbar dilakukan sebagai komitmen untuk memakmurkan masjid. Selepas melaksanakan salat subuh berjamaah, kepada ASN Jabar yang melakukan operasi semut, Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil, mendoakan setiap langkah dalam kegiatan bersih-bersih tersebut bisa menjadi ladang pahala.

”Hari ini dengan penuh semangat setiap keringat itu jadi amal jariyah bagi kita. Jadi, beruntunglah yang datang hari ini,” ujar Ridwan Kamil.

Menurut dia, perjalanan panjang pembangunan Masjid Raya Al Jabbar melibatkan banyak pihak. ”Membangun ini (Masjid Raya Al Jabbar) bukan superman, tapi superteam. Bukan kerja saya, tapi kerja ribuan orang,” tutur Ridwan Kamil.

Masjid Raya Al Jabbar merupakan spirit dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Hal tersebut ditandai dengan terdapat motif batik dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat dalam desain Masjid Raya Al-Jabbar.

Walaupun lokasinya di Kota Bandung, Ridwan Kamil menegaskan, itu adalah Masjid Raya Al Jabbar. ”Artinya, semua warga di Jawa Barat harus ada rasa memiliki. Apa simbolisasi bagian dari Jawa Barat merasa memiliki, secara desain saya tampung. Ada ragam hias motif batik di pintu-pintu yang jumlahnya ada 27, sehingga ada kebanggaan. Masjid Raya Al Jabbar dihimpun dari semangat Jawa Barat,” papar Ridwan Kamil.

Sementara itu, Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Jawa Barat Bambang Tritoyuliono mengatakan, Masjid Raya Al Jabbar memiliki banyak keunikan. Masjid Raya Al Jabbar merupakan masjid terapung, dengan banyak ornamen.

”Kubah Masjid Raya Al Jabbar seluas 1 hektare 99×100 meter persegi, tanpa ada tiang penyangga. Jadi, hanya dibebankan kepada struktur tulangan plafon. Kemudian kaca patri, yang pelaksanaannya sulit luar biasa,” terang Bambang Tritoyuliono.

Masjid Raya Al Jabbar, lanjut dia, merupakan desain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang saat itu menjadi Wali Kota Bandung pada 2015. Masjid Raya Al Jabbar juga merupakan perjalanan panjang selama kurun waktu lima tahun. Mulai dari pembebasan tanah pada 2015, kemudian 2017 mulai pelaksanaan pembangunan hingga 2022.

”30 Desember, Masjid Raya Al-Jabbar kita resmikan. Masjid ini terapung di atas danau, punya struktur plafon tanpa tiang, ornamen-ornamen banyak kerajinan tangan anak-anak Jawa Barat yang mempunyai nilai seni luar biasa,” ucap Bambang Tritoyuliono.

Sementara itu, Kepala Bapenda Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, warga Jawa Barat patut berbangga dengan keberadaan Masjid Al Jabbar. Masjid terbesar di Jawa Barat itu bisa dimaksimalkan untuk kegiatan lain, selain sebagai tempat ibadah.

”Spiritnya kebersamaan, kita bisa salat berjamaah, salat subuh berjamaah. Selain itu, kita bisa menikmati keindahan dan kenyamanan lingkungan masjid. Ke depan, juga akan ada biaya pemeliharaan yang pastinya bersumber dari pajak masyarakat,” ujar Dedi.

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Antara


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!