Rekonstruksi Pembunuhan Anak di Makassar Berlangsung 35 Adegan

Rekonstruksi Pembunuhan Anak di Makassar Berlangsung 35 Adegan

JawaPos.com–Proses rekonstruksi kasus penculikan disertai pembunuhan berencana anak korban MFS, 11, oleh dua pelaku berinisial MF, 18; dan AD, 17; berlangsung dengan 35 adegan. Rekonstruksi digelar di halaman Markas Komando Satuan Brimob Polda Sulawesi Selatan, Jalan KS Tubun Makassar, Selasa (17/1).

Dalam rekonstruksi itu, polisi hanya menghadirkan tersangka MF, sedangkan AD diwakili peran pengganti dari penyidik kepolisian. Rekonstruksi tersebut dipandu Wakil Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Jufri Natsir menyampaikan kronologi melalui pengeras suara.

Pada adegan pertama bermula saat pelaku AD merencanakan penculikan anak pada Desember 2022 karena terobsesi menjadi kaya dengan cara mudah setelah melihat video di internet di situs Yandex asal luar negeri. Yakni terkait transaksi organ lalu mengajak pelaku MF untuk mencari calon korban.

Selanjutnya, pada awal Januari 2023, rencana jahatnya mulai dilancarkan. Tersangka, MF sempat membeli tali rapia lalu membawa korban MFS saat berada di minimarket Jalan Batua Raya dengan iming-iming diberi uang Rp 50 ribu untuk membantunya bersih-bersih rumah.

Kemudian, MF menjemput tersangka AD di Jalan Ujungbori dan berboncengan tiga menuju lokasi rumah pelaku yang sudah disiapkan di Jalan Batua Raya lorong 7. Korban lalu masuk ke dalam rumah bersama tersangka. AD lalu membuka laptop sembari MF memangku korban.

Sesaat kemudian, AD langsung mencekik leher korban dari arah belakang dan MF membantunya menutup hidung korban hingga sulit bernapas. Kemudian korban terjatuh lalu dibanting AD hingga kepalanya dibenturkan ke lantai berkali-kali sampai korban pingsan tak sadarkan diri.

Setelah korban pingsan, MF lalu mengambil uang di kantong korban Rp 5.000 untuk keluar membeli rokok. Selang beberapa saat AD lalu membawa tubuh korban dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi tersebut tersangka mengambil gayung menyiram tubuh korban berkali-kali dibantu MF. Diduga di situ korban meninggal dunia.

Tersangka AD lalu memeriksa dan mengecek nadi korban. Usai memastikan korban mati, para tersangka panik. FM kemudian keluar mengambil tali rapia di motor lalu mengikat korban, selanjutnya mengambil kantong plastik besar berwarna hitam untuk membungkusnya bersiap membawa jenazah korban di tempat yang ditentukan.

Adegan terakhir, jasad korban dibawa kedua tersangka untuk dibuang di bawah jembatan Nipa-nipa dekat waduk daerah Moncongloe perbatasan Makassar-Maros. Setelah itu, para tersangka pulang. Kondisi tubuh korban ditemukan utuh dan tidak ada organ tubuhnya yang hilang saat dikeluarkan dalam plastik tersebut oleh petugas kepolisian.

”Pelaksanaan rekonstruksi yang baru kita laksanakan bersama JPU (Jaksa Penuntut Umum), Bapas (Balai Pemasyarakatan), PPA dan Instansi terkait di mana dalam rekonstruksi tadi ada 35 adegan,” ujar Kompol Jufri Natsir seperti dilansir dari Antara usai rekonstruksi di Mako Brimob Polda Sulsel.

Dengan hasil rekonstruksi ini, kata dia, penyidik segera berkoordinasi dengan JPU dan akan mengirimkan berkas perkara untuk dipelajari dan diteliti. Karena pelakunya dua orang, satu dewasa dan satu anak sehingga dalam penanganan perkaranya dipisah.

”Pelaku dewasa tersendiri berkasnya dan pelaku anak tersendiri berkasnya dan yang paling utama di sini adalah anak karena harus didampingi lembaga peradilan anak,” jelas Jufri.

Editor : Latu Ratri Mubyarsah

Reporter : Antara


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!