Presiden Komisi Eropa Hanya Ingin Ekonomi Rusia Alami Kemunduran

Presiden Komisi Eropa Hanya Ingin Ekonomi Rusia Alami Kemunduran

Presiden Komisi Eropa menjelaskan bahwa tujuan utama sanksi yang dijatuhkan oleh Uni Eropa adalah untuk melemahkan perekonomian Rusia

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan bahwa sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa ditujukan untuk menjerumuskan ekonomi Rusia ke dalam resesi selama bertahun-tahun yang akan datang dan merampas teknologi penting negara itu. Pernyataan itu ia sampaikan dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia (WEF) yang digelar di Davos, Swiss pada hari Selasa (17/1).

Seperti diketahui, setelah Rusia melancarkan operasi militer ke wilayah Ukraina pada akhir Februari 2022 kemarin, Uni Eropa telah memberlakukan sembilan putaran sanksi yang menargetkan banyak sektor ekonomi Rusia, termasuk energi, teknologi tinggi, penerbangan, perbankan, pertambangan, otomotif, dan industri lainnya.

“Kami telah menerapkan sanksi terkuat yang pernah ada, yang membuat ekonomi Rusia menghadapi kemunduran selama satu dekade dan industrinya kekurangan teknologi modern dan (teknologi) kritis apa pun,” kata von der Leyen, dikutip Jitunews dari Russia Today.

PM Polandia: Kekalahan Ukraina Bisa Menjadi Awal dari Perang Dunia III

Pembatasan terbaru mulai diberlakukan pada bulan Desember 2022 kemarin dan mencakup pengendalian ekspor Rusia serta pembatasan barang dan teknologi penggunaan ganda, bersama dengan produk dan teknologi yang dapat digunakan di sektor pertahanan dan keamanan Rusia. Langkah-langkah tersebut juga menargetkan bahan kimia utama, agen saraf, teknologi penglihatan malam dan peralatan navigasi radio, serta komponen elektronik dan teknologi informasi.

Brussel sekarang sedang mengerjakan kerangka sanksi berikutnya, yang dilaporkan akan menargetkan industri nuklir Rusia dan perdagangan berlian. Sanksi lain yang segera diterapkan oleh Uni Eropa pada 24 Februari 2023 mendatang juga mencakup aturan larangan terhadap bank Rusia dari sistem pembayaran SWIFT.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa (17/1) mengatakan bahwa ekonomi negara itu mulai stabil dan bertolak belakang dengan prediksi.

“Produk domestik bruto (PDB) Rusia turun hanya 2,1% dalam 11 bulan pertama tahun lalu, yang jauh lebih baik dari yang diproyeksikan,” kata Presiden Vladimir Putin dalam pidatonya pada pertemuan pemerintah Rusia tentang masalah ekonomi, yang digelar melalui konferensi video.

Putin mengatakan inflasi di Rusia pada 2022 adalah 11,9%, yang juga lebih rendah dari perkiraan banyak pihak, termasuk prediksi bank sentral Rusia sendiri.

Direktur CIA Dilaporkan Gelar Kunjungan Rahasia ke Ukraina, Sebulan sebelum Serangan Rusia Dimulai


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!