Pfizer Desak Uni Eropa Tetap Bayar Vaksin Covid-19 yang Tak Terpakai

Pfizer Desak Uni Eropa Tetap Bayar Vaksin Covid-19 yang Tak Terpakai

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Pfizer menawarkan perpanjangan kontrak vaksin virus corona (vaksin Covid-19) dengan Uni Eropa (UE) sembari mengurangi volume pengirimannya.

Pfizer juga masih berharap Uni Eropa membayar miliaran euro untuk dosis vaksin Covid-19  yang tidak terpakai di tengah kelebihan pasokan di beberapa negara.

Tawaran itu memicu kemarahan dari beberapa negara anggota Uni Eropa dengan mengatakan kesepakatan tersebut akan melayani kepentingan farmasi besar atas warga negara mereka sendiri.

Dikutip dari Russia Today, Kamis (16/3/2023), perpanjangan kontrak akan mendorong perjanjian vaksin hingga 2026, dengan usulan pengurangan 40 persen dalam jumlah dosis yang diberikan serta penundaan pengiriman.

Seperti yang dilaporkan pada Selasa lalu, mengutip pernyataan dua pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Menteri Kesehatan Polandia Adam Niedzielski berpendapat bahwa proposal Pfizer saat ini akan menguntungkan perusahaan farmasi besar.

Ia pun mempertanyakan peran yang dimainkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam negosiasi untuk kesepakatan vaksin besar-besaran.

Pengawas UE meluncurkan penyelidikan ke dalam proses negosiasi dan pengadaan pada akhir tahun lalu.

Ini dilakukan setelah kantor von der Leyen gagal menghasilkan pesan teks pribadi yang dikirim ke CEO Pfizer Albert Bourla selama pembicaraan untuk hampir 2 miliar dosis vaksin, yang memicu tuduhan adanya korupsi.

Baca juga: Pemerintah China Mulai Distribusikan Obat Antivirus Pfizer untuk Menekan Kasus Covid-19

Blok beranggotakan 27 negara ini awalnya menandatangani kontrak bersama dengan Pfizer pada 2020, namun sejak pandemi mereda, permintaan vaksin terus menurun, meninggalkan kelebihan pasokan di seluruh benua.

Beberapa negara terpaksa membuang vaksin. Jerman saja membuang sekitar 36,6 juta dosis vaksin yang tak terpakai.

Baca juga: 5 Juta Vaksin Pfizer dari Amerika Serikat Tiba di Indonesia

Sementara yang lain memiliki stok besar suntikan yang tidak terpakai, seperti Austria yang telah melaporkan sekitar 17,5 juta pasokannya.

Namun, Menteri Kesehatan Republik Ceko Vlastimil Valek menolak kritik tersebut, dengan alasan bahwa ‘mayoritas negara’ telah menyetujui kesepakatan tersebut dan bahwa ‘kontraknya tidak buruk’.

Baca juga: Kemenkes Belum Terbitkan Aturan Pelaksanaan Vaksin Booster Pfizer bagi Remaja di Bawah 18 Tahun

Ia menambahkan bahwa stok dosis yang besar tidak akan menimbulkan masalah karena ‘Covid-19 masih ada’ dan ‘vaksinasi ulang perlu dilakukan setiap tahun untuk kelompok tertentu’.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version