Menko PMK: KADIN Bukan Pendukung, Justru Pemain Utama

Menko PMK: KADIN Bukan Pendukung, Justru Pemain Utama

GORONTALO, JITUNEWS.COM – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, peran Kamar Dagang dan Industri (KADIN) sangat strategis dalam mewujudkan SDM yang produktif, unggul dan berkualitas.

Muhadjir menerangkan, dalam Perpres Nomor 68 Tahun 2022 Tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi telah ditentukan bahwa kurikulum vokasi ditentukan oleh industri itu sendiri (demand driven), bukan oleh instansi pendidikan.

Maka, menurutnya, peran KADIN menjadi ujung tombak dalam menyiapkan SDM yang punya keterampilan relevan dengan dunia industri dan dunia usaha, bersamaan dengan Kemendikbudristek dalam urusan pendidkan, dan Kemnaker dalam urusan pelatihan.

Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Jadi Bantalan Pekerja Agar Tak Jatuh ke Jurang Kemiskinan

Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Rapat Pimpinan Provinsi I Kadin Provinsi Gorontalo, di Maqna Hotel Gorontalo, pada Jumat (25/12/2022).

“KADIN itu bukan pendukung, tetapi justru pemain utama. Kalau ibarat tiga ujung tombak trisula, KADIN itu posisinya di tengah. Sementara Kemendikbudristek dan Kemnaker itu mengiringi,” ucap Muhadjir.

“Karena yang tahu persis dunia ini (dunia industri) bukan Kemendikbudristek atau Kemnaker, tetapi KADIN,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Menko Muhadjir mengatakan, KADIN juga berperan dalam menentukan, kurikulum, tenaga guru, tenaga pelatih yang berpengalaman sesuai dengan kompetensi dunia usaha dan dunia industri. Dia menekankan, dengan berperannya KADIN dalam pendidikan dan pelatihan vokasi, maka target untuk menciptakan bonus demografi yang produktif dan mencapai Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.

Menurut Muhadjir, anak-anak usia produktif yang presentasenya saat ini mencapai 70 persen jangan sampai lewat percuma begitu saja. Karenanya, pendidikan dan pelatihan vokasi perlu difokuskan untuk memanfaatkan bonus demografi saat ini.

“Ini taruhannya besar. Kalau sampai ini lewat kita akan masuk aging population tanpa modal. Kalau kita tidak bisa mengoptimalkan bonus demografi, maka saat masuk ke 2045 bukannya Indonesia Emas yang didapat tapi aging population yang akan menjadi beban negara. Kalau usia produktif sekarang tidak berproduksi dengan baik maka kita akan kehilangan momentum Indonesia Emas,” jelasnya.

Lebih lanjut, menurut Muhadjir, dalam menyiapkan pendidikan dan pelatihan vokasi juga perlu dialokasikan anggaran khusus, secara khusus Muhadjir meminta kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa selaku perencana pembangunan nasional untuk mengalokasikan anggaran dari APBN Kemendikbudristek untuk pendidikan dan pelatihan vokasi.

“Mumpung ada Pak Harso (Soeharso Monoarfa) Kepala Bappenas. Saya mohon betul supaya anggaran pendidikan mulai tahun depan difokuskan juga untuk pendidikan dan pelatihan vokasi. Dan KADIN sesuai dengan Perpres 68 adalah pelaku utama dalam penyiapan pendidikan dan pelatihan vokasi,” ujarnya.

“Sehingga 2 tahun terakhir kepemimpinan Pak Presiden kita betul-betul fokus dalam pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menyiapkan anak-anak usia produktif kita,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Menko Muhadjir juga meminta agar KADIN Provinsi Gorontalo bersama Pemprov Gorontalo dapat merespon adanya Perpres Vokasi untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan vokasi di Gorontalo.

“Saya mohon betul Kadin Gorontalo untuk merespon itu. Karena kebutuhan kita terhadap pengembangan SDM terutama untuk memberikan keterampilan dan pelatihan,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, hadir Menteri PPN/Kelapa Bapennas Suharso Monarfa, Ketua Umum KADIN Provinsi Gorontalo Muhallim Djafar Litty, Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Bidang Organisasi Hukum dan Komunikasi Yukki N Hanafi, Sekda Provinsi Gorontalo Sukti Botutihe, Bupati Kabupaten Gorontalo Nelson Pomalingo.

Tinjau SD Roboh di Gunung Kidul, Menko PMK Minta Pembangunan Sesuai Standar Keamanan


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!