Mendag Zulhas Berharap India Tetap Bebaskan Bea Masuk Antidumping Produk Viskose RI

Mendag Zulhas Berharap India Tetap Bebaskan Bea Masuk Antidumping Produk Viskose RI

TRIBUNNEWS.COM, NEW DELHI – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali bertemu Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal di New Delhi, India, pada Selasa (14/3/2023).

Pada pertemuan ini, Mendag Zulkifli Hasan berharap Pemerintah India dapat mempertimbangkan rencana pengenaan bea masuk anti-dumping (BMAD) untuk produk serat stapel viskose (VSF) Indonesia.

Produk ini merupakan bahan baku pendukung industri tekstil India yang dapat meningkatkan ekspor tekstil India ke dunia.

Baca juga: Mendag Zulkifli Hasan Gelar Pertemuan Bilateral dengan UEA di India, Apa Saja yang Dibicarakan?

Produk ini salah satunya dihasilkan oleh PT Asia Pacific Rayon (APR).

Perusahaan ini berminat untuk berinvestasi di India, khususnya dalam pengembangan produk viskose generasi baru (lyocell fibre) dengan kualitas lebih baik dan ramah lingkungan.

Baca juga: CII Partnership Summit: Mendag Zulhas Singgung Bollywood, Menteri India Putar Lagu Naatu Naatu

“Diharapkan melalui investasi ini, Indonesia dapat turut berperan dalam produksi tekstil berkualitas tinggi di India,” imbuh Mendag Zulkifli Hasan.

Penguatan 5 Sektor

Selain itu, kedua menteri juga membahas penguatan kerja sama di lima sektor, yaitu teknologi informasi (IT), kesehatan, tekstil, furnitur, serta pendidikan dan sumber daya manusia.

“Saya optimistis masih banyak ruang untuk semakin meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan, serta investasi kedua negara. Diharapkan kedua negara dapat meningkatkan kerja sama setidaknya di lima sektor, yaitu IT, kesehatan, tekstil, furnitur, serta pendidikan dan sumber daya manusia,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, India merupakan mitra strategis Indonesia, yakni sebagai negara tujuan ekspor terbesar ke-4 dan ke-21 sumber investasi asing terbesar. Selain itu, saat ini, kedua negara telah memiliki ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA) sebagai perjanjian dagang regional.

“Diharapkan secepatnya kedua negara dapat memulai perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) bilateral yang telah dijajaki sejak 2020. PTA dapat mengoptimalkan potensi ekonomi kedua negara. Indonesia terbuka untuk merundingkan perjanjian dagang yang berfokus pada isu kepentingan kedua negara,” lanjut Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menyambut baik undangan Mendag Goyal untuk pertemuan tiga Menteri Indonesia-India pada Pertemuan Tingkat Menteri G20 di Bali tahun lalu.

“Saya akan mengajak Menteri Investasi dan Menteri BUMN dalam kunjungan tersebut. Diharapkan India dapat mengonfirmasi menteri yang akan hadir dalam pertemuan,” tambahnya.

Pada pertemuan, kedua menteri juga membahas beberapa hal yang dianggap menghambat upaya peningkatan perdagangan bilateral kedua negara. Isu tersebut antara lain terkait ekspor produk ban dan fiber Indonesia ke India serta impor daging kerbau, otomotif, gula, dan beras dari India ke Indonesia.


Artikel ini bersumber dari www.tribunnews.com.

error: Content is protected !!