Klaim Infrastruktur Jokowi adalah Hasil SBY, Ekonom Ini ‘Sindir’ AHY

Klaim Infrastruktur Jokowi adalah Hasil SBY, Ekonom Ini ‘Sindir’ AHY

2 menit

Menjawab klaim AHY soal infrastruktur Jokowi, seorang ekonom memberikan jawaban yang cukup menohok. Ingin tahu apa pendapat dari ekonom tersebut? Simak selengkapnya pada artikel di bawah ini!

Gaung Pemilu 2024 mulai terlihat.

Beberapa waktu lalu, Agus Harimurti Yudhoyono menyindir proyek pembangunan infrastruktur Jokowi.

Ia berdalih bahwa sebagian besar proyek tersebut adalah hasil dari sang ayah, SBY.

Sontak, klaim tersebut berhasil mencuri perhatian sejumlah pihak, termasuk Bhima Yudhistira.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) ini menyampaikan pendapatnya.

Melansir laman bisnis.tempo.co, intip berita lengkapnya berikut ini!

Pendapat Ekonom soal Klaim AHY yang Ungkit Infrastruktur Jokowi

sumber: tribunnews.com

Pada Rapimnas Partai Demokrat, AHY mengklaim, 70 hingga 90 persen proyek infrastruktur Jokowi adalah kinerja Susilo Bambang Yudhoyono.

Terkait klaim tersebut, Bhima Yudhistira memberikan jawabannya.

“Sebenarnya, tidak relevan untuk saling klaim proyek pembangunan infrastruktur mana yang dibangun di eranya SBY dan mana yang di era Jokowi,” tutur Bhima, seperti yang dikutip dari laman bisnis.tempo.co pada Senin, (19/09/2022).

Bhima melanjutkan bahwa infrastruktur yang dibangun di era pemerintah siapa pun mengalami banyak masalah.

Masih Banyak Permasalahan yang Dihadapi Infrastruktur Indonesia

Masalah pertama adalah efektivitas dari proyek infrastruktur yang ternyata tidak sesuai harapan.

Buktinya adalah biaya logistik yang masih cukup tinggi, yakni berkisar 23,5 persen dari PDB.

“Padahal, tujuan awal infrastruktur itu kan sebenarnya meningkatkan konektivitas dan menurunkan biaya logistik. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara dengan biaya logistik termahal di ASEAN,” tutur Bhima.

Persoalan kedua adalah daya saing dan efisiensi investasi.

Dengan pembangunan yang masif, incremental capital output ration Indonesia masih berada di peringkat delapan.

Ini berarti berinvestasi di Indonesia semakin boros.

Poin masalah lainnya yang dituturkan Bhima adalah penugasan yang dilakukan kepada BUMN karya membuat likuiditas BUMN terganggu.

Bahkan, ada BUMN karya yang memiliki rasio utang sebesar enam kali.

Padahal, batas wajar maksimumnya hanya 3,5 kali.

“Jadi, BUMN karya yang kondisi cukup parah seperti dikorbankan dalam pembangunan infrastruktur,” tutur Bhima.

Harus Cari Cara untuk Atasi Permasalahan Infrastruktur

pembangunan infrastruktur Jokowi

sumber: Antara/Aprilio Akbar

Bhima menyebutkan bahwa infrastruktur memiliki ketergantungan besar terhadap impor besi, baja, dan mesin.

Walhasil, pembangunannya menjadi beban terhadap neraca perdagangan.

Meski begitu, ia mengungkapkan bahwa Indonesia cukup beruntung karena defisitnya bisa ditutup dengan harga komoditas.

“Namun, saat booming harga komoditasnya mulai turun, banyak infrastruktur yang justru jadi beban bagi defisit impor,” ujar Bhima.

Untuk itu, Bhima menegaskan bahwa klaim AHY soal infrastruktur Jokowi tidak relevan.

“Hal yang sekarang relevan justru adalah bagaimana menemukan solusi untuk masalah infrastruktur karena permasalahan ini akan menjadi beban bagi Presiden Indonesia selanjutnya,” tambahnya.

***

Semoga pembahasan infrastruktur Jokowi di atas dapat bermanfaat ya, Property People!

Cek terus artikel seputar berita infrastruktur terbaru lainnya hanya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang berburu rumah dijual seperti Bintaro Icon di Bintaro, Tangerang Selatan?

Wujudkan angan mempunyai hunian minimalis bersama 99.co/id dan rumah123.com, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Artikel ini bersumber dari www.99.co.

error: Content is protected !!