Erdogan Sebut Tidak Ada yang Bisa Hentikan Operasi Militer Turki di Suriah

Erdogan Sebut Tidak Ada yang Bisa Hentikan Operasi Militer Turki di Suriah

Presiden Erdogan menegaskan bahwa pihaknya berhak melancarkan serangan udara ke Suriah Utara dan Irak Utara terhadap kelompok-kelompok teroris yang selama ini mengancam keamanan nasional Turki

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Minggu (27/11) mengatakan bahwa tidak pihak ada yang bisa mencegah Turki untuk menjaga keamanan nasionalnya.

“Turki memiliki hak atas semua jenis disposisi di wilayah yang telah ditentukan, baik di luar dan di dalam perbatasannya, untuk keamanannya sendiri,” kata Recep Tayyip Erdogan pada pertemuan di Istanbul, dikutip Anadolu Agency.

“Tidak ada yang bisa mencegah kami menggunakan hak ini,” katanya, mengacu pada operasi lintas batas negara yang baru-baru ini diluncurkan oleh militer Turki di wilayah Irak utara dan Suriah Utara.

Pos Militer AS di Suriah Dihantam Rudal, Ulah Turki?

Erdogan mengatakan bahwa Turki sejauh ini telah “menetralisir” 480 teroris sebagai bagian dari Operasi Claw-Lock yang sedang berlangsung di Irak utara, yang terletak di dekat perbatasan Turki.

Operasi Claw-Lock diluncurkan pada bulan April 2022 untuk menargetkan tempat persembunyian organisasi teror PKK di wilayah Metina, Zap, dan Avasin-Basyan di Irak utara, yang terletak di dekat perbatasan Turki.

Sejak Minggu, Ankara kembali menggelar operasi militer, yang dijuluki Operasi Claw-Sword, di Suriah utara dan Irak. Sasaran serangan tersebut adalah milisi Kurdi yang dianggap bertanggung jawab atas serangan teroris 13 November di Istanbul yang menewaskan enam orang dan melukai 81 orang.

Apa yang dilakukan oleh Turki tersebut sudah memicu reaksi dari pemerintah Amerika Serikat.

Menurut Kementerian Pertahanan AS, serangan udara Turki tersebut secara langsung membahayakan keselamatan personil militer AS yang bekerja sama dengan kelompok militan Kurdi di Suriah. Terlebih, pada hari Rabu pekan lalu, pesawat Turki dikabarkan membom sebuah lokasi yang hanya berjarak 300 meter dari pangkalan AS di dekat kota Hasakah.

“Serangan udara baru-baru ini di Suriah secara langsung mengancam keselamatan personel AS yang bekerja di Suriah dengan mitra lokal untuk mengalahkan ISIS dan mempertahankan tahanan lebih dari sepuluh ribu tahanan ISIS,” kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder.

Menanggapi reaksi AS tersebut, Presiden Recep Tayyip Erdogan, pada Jumat (25/11) menegaskan bahwa Turki bertekad untuk “membasmi” kelompok teroris yang selama ini menjadi ancaman utama terhadap keamanan nasinal Turki, dimana pun mereka berada atau dengan pihak mana kelompok teroris tersebut bekerja sama.

“Tidak peduli dengan siapa kelompok teroris itu berkolusi, Turki akan selalu meminta pertanggungjawaban mereka atas setiap tetes darah yang mereka tumpahkan,” kata Erdogan.

 

Menlu Ukraina Sebut Pihaknya Siap Lanjutkan Negosiasi Damai dengan Rusia, Asalkan…


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!