Delapan Bulan Terbebas dari Energi Rusia, Kanselir Jerman: Tidak Ada yang Membeku

Delapan Bulan Terbebas dari Energi Rusia, Kanselir Jerman: Tidak Ada yang Membeku

Kanselir Jerman menegaskan bahwa sektor energi Jerman mampu mandiri tanpa harus bergantung pada pasokan bahan bakar Rusia

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Kanselir Jerman, Olaf Scholz, mengatakan bahwa negaranya pada akhirnya merdeka dari Rusia sejak delapan bulan yang lalu, setelah mereka berhenti membeli komoditas energi dari Rusia.

“Hanya dalam delapan bulan, kami terbebas dari gas Rusia, minyak Rusia, dan batu bara Rusia. Hanya dalam delapan bulan kami benar-benar mengubah pasokan energi kami dengan bantuan senyawa baru dan terminal gas cair. Dan tidak ada yang membeku,” kata Olaf Scholz di hadapan anggota parlemen Jerman, dikutip Jitunews dari Sputniknews.

Pihak berwenang Jerman sebelumnya telah mengumumkan rencana mereka untuk membangun total lima unit penyimpanan untuk gas alam cair. Scholz lebih lanjut menekankan bahwa Jerman harus mengakhiri ketergantungan pada pasokan bahan bakar Rusia.

PM Swedia Sebut Finlandia Bisa Gabung NATO Lebih Cepat daripada Negaranya

Setelah Rusia memulai operasi militer khususnya di Ukraina, negara-negara Barat secara aktif mencari cara untuk membatasi pendapatan Rusia khususnya dari sektor energi. Alhasil, aliran gas dari Rusia ke Eropa mulai terhenti sejak pecahnya konflik Ukraina.

Situasi semakin memburuk setelah jalur pipa gas yang menghubungkan Rusia dengan Jerman melalui Laut Baltik, Nord Stream, mengalami kebocoran pada akhir September 2022 kemarin.

Rusia meyakini jika kebocoran tersebut disebabkan oleh tindakan sabotase yang dilakukan oleh negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.

“Semua orang mengerti siapa yang berada di balik ini dan siapa yang diuntungkan. Seseorang sekarang dapat memaksa gas alam cair dari AS ke negara-negara Eropa dalam skala yang jauh lebih besar,” kata Putin dalam pidato di forum Pekan Energi Rusia di Moskow, pada Oktober 2022 lalu.

“Siapa yang berdiri di belakang tindakan sabotase terhadap jaringan pipa Nord Stream? Jelas, mereka yang ingin sepenuhnya memutuskan hubungan antara Rusia dan Uni Eropa, merusak kedaulatan politik Eropa, melemahkan kapasitas industrinya, dan menguasai pasarnya,” kata sang presiden.

Pada saat yang sama, Jerman, Denmark, dan Swedia juga melarang Rusia untuk ikut serta dalam proses penyelidikan terkait insiden Nord Stream tersebut. Hal itu jelas membuat kekhawatiran soal tindak sabotase semakin meningkat.

AS Desak Turki Ijinkan Swedia dan Finlandia Gabung NATO


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version