Cegah Kenaikan Harga Bapok, Pemkot Kerja Sama dengan Tiga Daerah

Cegah Kenaikan Harga Bapok, Pemkot Kerja Sama dengan Tiga Daerah

JawaPos.com- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pemkot Surabaya berupaya menjaga harga bahan pokok (bapok) tetap stabil saat Ramadan. Sejumlah langkah sudah disiapkan. Mulai operasi pasar, bazar, hingga menjalin kerja sama dengan daerah penghasil komoditas.

Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemkot Surabaya Dewi Wahyu Wardani mengatakan, pemantauan harga bapok dilakukan setiap hari. Itu dilakukan sebagai antisipasi perubahan harga. Ketika ada lonjakan harga, operasi pasar pun digelar. ”Harga naik bisa memicu panic buying. Sehingga pemantauan harga wajib dilakukan setiap hari,” ujarnya kemarin (7/3).

Langkah lain, Surabaya menjalin kerja sama dengan daerah penghasil bapok. Itu dilakukan untuk menjamin stok bahan pangan di Surabaya aman. Sebab, kelangkaan komoditas bisa mendongkrak harga. ”Kerja sama secara business-to-business (B2B) sudah berjalan. Kami menjembatani pelaku usaha di sini dengan di daerah penghasil,” kata Dewi.

Pemkot menjalin kesepakatan dengan tiga daerah, yakni Nganjuk, Blitar, dan Mojokerto. Dari Nganjuk, Surabaya mendapatkan pasokan bawang merah. Blitar siap mengirimkan telur ayam. Kerja sama itu, lanjut Dewi, akan diperkuat dengan legalitas kerja sama antardaerah (KAD).

Sementara itu, pantauan Jawa Pos, harga bahan pokok (bapok) bumbu mulai merangkak naik pekan ini. Cabai rawit menjadi salah satu komoditas yang mengalami kenaikan signifikan. Harga per kilogram mencapai Rp 80 ribu dari harga awal Rp 50 ribu. Para pedagang di pasar tradisional pun turut terkena imbasnya.

Penjualan mereka turun sekitar 50 persen setiap harinya. Terutama bapok bumbu seperti cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih. Sebab, banyak pembeli yang menunggu harga kembali normal. Kebanyakan di antara mereka membeli dalam jumlah kecil. ’’Yang biasanya beli 1 kilogram jadi setengahnya saja sekarang,’’ kata Khofifah, salah seorang pedagang di Pasar Genteng, kemarin (7/3).

Kabid Distribusi Perdagangan Dinkopdag Surabaya Devie Afrianto memaparkan, ada dua faktor penyebab yang saling berkaitan terhadap kenaikan harga bapok. Yaitu, momen menjelang Ramadan serta anomali cuaca yang memengaruhi siklus panen. Pihaknya pun telah menyiapkan sejumlah upaya untuk menstabilkan harga secepatnya. ’’Karena juga jadi agenda pemerintah pusat,’’ tuturnya.

Editor : M. Sholahuddin

Reporter : gal/dho/c7/c9/aph/ai


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version