Cara Ternak Ulat Hongkong Anti Gagal yang Benar untuk Peternak Baru

Cara Ternak Ulat Hongkong Anti Gagal yang Benar untuk Peternak Baru

5 menit

Ulat hongkong termasuk kategori ternak yang cukup menjanjikan. Jika tertarik menggelutinya, simak cara ternak ulat Hongkong yang benar berikut ini, yuk.

Property People, apakah kamu tahu ulat hongkong?

Ulat hongkong merupakan larva dari proses metamorfosis kumbang kecil, yakni telur, larva, kepompong, dan kumbang.

Nah, larva itulah yang disebut sebagai ulat hongkong dan bisa kamu ternakkan sebagai pakan hewan.

Berikut panduan lengkap cara ternak ulat Hongkong untukmu!

Apa Itu Ternak Ulat Hongkong?

Ulat hongkong memiliki kandungan protein yang sangat tinggi juga kalori yang sangat berguna untuk pakan berbagai hewan lainnya.

Kini, ternak ulat hongkong cukup menjanjikan dan bisa memberikan keuntungan yang besar, lho.

Sebab, sering digunakan sebagai pakan ikan, burung, reptil dan berbagai jenis binatang peliharaan lainnya.

Ternak ulat hongkong memang beda dan biasa dari berternak hewan lainnya.

Namun, selama burung kicauan masih menjadi hobi dan dibudidayakan masyarakat Indonesia, ulat hongkong akan laris manis di pasaran.

Selain burung, binatang peliharaan lainnya yang lazim diberi makan jenis ulat ini adalah ikan, reptil, bahkan manusia.

Ya, kebutuhan manusia akan protein dan omega-3 menjadikan ulat hongkong sebagai alternatif untuk memenuhinya.

Di Korea, ulat hongkong diolah menjadi makanan yang lazim dikonsumsi manusia seperti pizza, pasta, bubur, dan jus.

Tahapan & Cara Ternak Ulat Hongkong

1. Siapkan Kandang

sumber: okdogi.com

Cara budidaya ulat hongkong pertama, sebelum memulai bisnis ternak ulat hongkong adalah menyediakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tempat perkembangbiakan mereka.

Membuat kandang ulat hongkong sangatlah simple.

Kamu memerlukan bahan-bahan seperti, kayu, triplek, dan lakban cokelat untuk membuat tempat sejenis nampan.

Fungsi lakban adalah melapisi kayu agar ulat tidak keluar melalui sela-sela sambungan antar kayu dan triplek.

Cara lain, kamu bisa menggunakan container plastik yang mudah didapat dimana-mana.

Idealnya ukuran kandang ulat hongkong mempunyai panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 7 cm.

Jika menggunakan triplek, bagian tepinya harus di lapisi lakban plastik keliling tujuannya agar ulat tidak keluar kandang.

Buatlah rak dengan rangka kayu atau bambu untuk menyusun wadah-wadah tersebut.

Budidaya ulat hongkong tidak memerlukan tempat yang luas.

Cukup memanfaatkan ruangan atau gudang yang tidak terpakai atau di dalam rumah asalkan terhindar dari binatang predator lain.

2. Tahap Pemilihan Bibit atau Indukan

sumber: bertaniorganik.com

Jika kandang sudah siap, cara ternak ulat hongkong selanjutnya adalah pemilihan bibit.

Pillihlah induk ulat yang tidak lebih dari 2 kilogram agar ulat yang akan menjadi kepompong ukurannya bisa seragam.

Rata-rata panjang 15 mm dan lebar 4 mm.

Ulat dewasa dengan rata-rata panjang 15 mm dan lebar 3 mm akan secara bergantian menjadi kepompong dalam 7-10 hari.

Dalam jangka waktu 10 hari, kepompong akan berubah menjadi kumbang.

Sayap hitam mengkilap merupakan ciri kumbang yang siap untuk ditelurkan.

Periode pembibitan akan berlangsung selama 7 hari.

3. Pemisahan Kepompong

sumber: majalahhewan.com

Cara berkembang biak sebuah ulat hongkong adalah bertelur.

Telur akan bermetamorfosis secara sempurna hingga menjadi kumbang dewasa.

Nah, agar mendapatkan hasil yang sempurna ada waktunya pemisahan kepompong.

Pemisahan kepompong dari ulat dewasa dilakukan setiap 3 hari sekali

Kamu harus menempatkannya di nampan yang terpisah sehingga menjadi kumbang secara serentak.

Pilih kepompong yang sudah berwarna putih kecokelatan.

Lalu, pasang koran sebagai alas dan penutup pada nampan.

Tempatkan kumbang sekitar 250 gr pada 1 nampan yang sebelumnya beralas kapas sebagai media untuk bertelur.

Kumbang harus kamu turunkan setelah 7 hari dengan cara memisahkannya dari kapas.

Tempatkan kapas baru untuk kumbang yang lepas dan begitu seterusnya.

Tingkat kematian kumbang rata-rata mencapai 2-4% dalam proses sekali turun jadi berhati-hatilah.

Kapas yang berisi telur dipisahkan ke dalam wadah/nampan tersendiri agar telur menetas dalam waktu kurang lebih 10 hari.

Setelah berusia 30 hari, barulah ulat dipisahkan dari kapasnya.

4. Pemisahan Kumbang

Setelah kepompong berubah menjadi kumbang, siapkan lagi nampan baru.

Jangan lupa untuk memberi alas nampan dengan kapas.

Kapas ini adalah sebagai tempat kumbang kawin dan bertelur.

Cara ternak ulat hongkong yang satu ini bisa kamu ambil kumbang yang sayapnya mulai berwarna hitam mengkilap.

Setelah 7 hari kumbang harus kamu pindah ke wadah baru lagi yang alasnya terlapisi kapas.

Wadah yang sudah tidak ada kumbangnya adalah berisi telur kumbang yang akan menetas sekitar 10 hari dan menjadi larva kecil.

Larva inilah yang kamu kenal sebagai ulat hongkong.

Pada umur 30 hari, ulat dapat kita pisahkan dari kapas ke wadah yang baru atau tempat pembesaran.

Lakukan cara tersebut di atas sampai kumbang mati sendiri atau kering.

Biasanya ulat hongkong sudah bisa panen setelah umur 50 hari dan kamu jual di pasaran.

5. Pemberian Makan Ulat Hongkong

sumber: abahtani.com

Untuk memberi makan ulat bibit burung sekitar 500 gram dengan interval waktu 4 hari sekali atau jika makanan sudah benar-benar bersih.

Berikan makanan dengan cara mengepalnya menjadi 3 bagian agar kepompong yang sudah ada tidak tertimbun makanan sehingga membusuk.

Makanan ulat hongkong yang bisa kamu berikan adalah ampas tahu dan dedak dengan campuran tepung tulang atau pur.

Sedangkan pemberian pakan kumbang jangan terlalu banyak dan sebar merata sekitar 100 gram untuk sekali makan sebanyaak 3 kali sehari.

Jika ulat masih ada di dalam kapas sebaiknya berikan makanan ulat hongkong sayuran selada yang sudah kamu jemur hingga setengah kering.

Namun, jika ulat sudah terpisah dengan kapas makan berikan sekitar 1 kilogram dengan cara mengepalnya dan sebagiannya kamu sebar secara merata.

Untuk ulat kecil satu kotak bisa kamu berikan 2 kg dengan ukuran ulat panjang 6 mm dan diameter 1.5 mm berumur 30 hingga 60 hari.

Sedangkan untuk ulat dewasa sekitar 60 hingga 90 hari, maka pemberian pakan bisa sebanyak 1.5 kg sampai dengan 2 kg per kotak.

6. Perawatan Saat Ternak Ulat Hongkong

sumber: paktanidigital.com

Setelah cara ternaknya berhasil kamu kuasai jangan lupa untuk mencari informasi seputar perawatannya.

Untuk perawatan suhu kandang ulat hongkong sendiri idealnya adalah 29 – 30 derajat celsius serta sirkulasi udara yang baik.

Jika kedua hal ini baik maka bisa memberikan kesuburan bagi perkembangbiakan ulat hongkong.

Penyakit Ulat Hongkong yang Umum Terjadi

Seperti ternak hewan pada umumnya, ternak ulat hongkong juga rentan terserang penyakit.

Berikut beberapa penyakit yang sering menimpa para ulat hongkong:

1. Kulit Berubah Warna

Penyakit ulat hongkong yang pertama adalah kulit ulat berubah menjadi warna kuning agak kehitaman.

Sehingga jangan terlalu banyak memberinya makanan berupa daun-daunan dan jangan beri terlalu banyak dedak.

2. Ulat Mati Berwarna Merah

Jika terjadi, maka cara pencegahannya adalah dengan memberikan pakan yang tidak terlalu basah.

Kemudian, ulat yang mati harus segera kamu singkirkan karena penyakit ini menular dan menyerang dengan sangat cepat.

3. Ulat Mati Berwarna Hitam

Jika terjadi maka pemberian makanan tidak boleh kamu sebar.

Biasanya hal ini terjadi pada ulat dewasa sekitar satu hingga tiga bulan sehingga pemberian pakan harus kamu lakukan dengan cara mengepalnya.

***

Itulah cara ternak ulat hongkong.

Semoga bermanfaat, Property People

Simak juga artikel menarik lainnya di Berita.99.co.

Jangan lupa untuk terus pantau Google News dari Berita 99.co Indonesia untuk menemukan informasi terbaru.

Leuwi Gajah Residence merupakan hunian nyaman yang berada di Cimahi yang dekat dengan Kota Bandung.

Informasi lebih lengkap kunjungi www.99.co/id dan Rumah123.com karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Cek sekarang juga!

Artikel ini bersumber dari berita.99.co.

error: Content is protected !!
Exit mobile version