BI7DRR Naik, Bank Diminta Tak Tergesa-gesa Kerek Bunga Kredit

BI7DRR Naik, Bank Diminta Tak Tergesa-gesa Kerek Bunga Kredit

JawaPos.com – Bank Indonesia (BI) menaikkan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) 25 bps menjadi 5,75 persen. Keputusan kenaikan itu diambil dalam rapat dewan gubernur (RDG) bank sentral yang diumumkan Kamis (19/1).

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan menaikkan suku bunga acuan dipicu beberapa alasan. “Ini merupakan langkah lanjutan untuk front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan,” ujarnya.

Perry menjelaskan, kenaikan BI7DRR sebesar 25 bps sejak Agustus 2022 hingga menjadi 5,75 persen tersebut memadai, asalkan tidak ada situasi yang di luar dugaan. Hal itu mengindikasikan bahwa sangat mungkin bank sentral tak akan kembali menaikkan suku bunga acuan bila tidak ada kegentingan yang memaksa.

“Jika tidak ada informasi yang extraordinary atau di luar perkiraan, kata-kata (kenaikan suku bunga acuan selama ini) yang memadai sudah bisa menjawab pertanyaan tersebut,” imbuhnya.

Perry mengimbau kepada perbankan agar kenaikan bunga acuan ini tidak membuat terburu-buru melakukan transmisi kebijakan. “Kami terus imbau perbankan, likuiditas kami jamin berlebih, maka suku bunga deposito tidak harus ditransmisikan ke suku bunga kredit,” paparnya.

BI mencatat, pada Desember 2022, rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) tetap tinggi mencapai 31,20 persen. Angka itu meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 30,42 persen.

Bank sentral memastikan akan terus mendorong perbankan untuk membentuk suku bunga kredit yang efisien, akomodatif, dan kompetitif dalam upaya memacu ekonomi nasional.

Terkait dengan kondisi ekonomi global, Perry menyebutkan, BI memangkas pertumbuhan ekonomi global. Dari 2,6 persen menjadi 2,3 persen.

“Ekonomi global semakin melambat dari perkiraan sebelumnya. Hal itu disebabkan fragmentasi serta pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara maju,” tuturnya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman berharap BI ke depan tetap mewaspadai perkembangan ekonomi baik global maupun domestik. Terutama dipicu adanya kebijakan bank sentral AS The Fed.

“Karena sebagian besar bank sentral utama telah mengumumkan bahwa kenaikan suku bunga kebijakan pada tahun 2023 tidak akan seagresif tahun 2022 di tengah meredanya inflasi global. Kami melihat bahwa kenaikan suku bunga kebijakan global akan mencapai puncaknya pada akhir semester pertama tahun 2023,” bebernya.

POIN-POIN RAPAT DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA JANUARI 2023

– Menaikkan BI 7-day reverse repo rate 25 bps menjadi 5,75 persen.

– Memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 2,6 persen menjadi 2,3 persen.

– Pertumbuhan kredit perbankan di kisaran 10–12 persen YoY.

– Sampai 18 Januari 2023, rupiah menguat 3,18 persen secara point-to-point.

Sumber: Bank Indonesia


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

error: Content is protected !!