AS dan Sekutu Disebut Siap Lancarkan Serangan terhadap Rusia sebelum Perang Ukraina Dimulai

AS dan Sekutu Disebut Siap Lancarkan Serangan terhadap Rusia sebelum Perang Ukraina Dimulai

Mantan Presiden Rusia menjelaskan bahwa operasi militer khusus yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina adalah sebuah tanggapan atas apa yang direncanakan oleh AS dan sekutunya

JAKARTA, JITUNEWS.COM – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, pada Senin (23/1) mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya sebenarnya sudah berencana melancarkan serangan terhadap Rusia, sebelum Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada akhir Februari 2022 kemarin. Menurutnya, apa yang dilakukan oleh AS tersebut bisa memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga.

“Partai kami harus membantu orang-orang di seluruh dunia memahami bahwa operasi khusus yang sedang berlangsung adalah tanggapan yang terpaksa diambil dan pilihan terakhir terhadap persiapan agresi oleh AS dan satelitnya,” kata Medvedev dalam sebuah pertemuan dengan partai yang tengah berkuasa di Rusia saat ini, Partai Rusia Bersatu, dikutip Jitunews dari Russia Today.

“Jelas bahwa dunia mendekati ancaman Perang Dunia III karena apa yang terjadi,” tambahnya.

Mantan Menlu Polandia Akui Pernah Minta Warsawa Ambil Alih Wilayah Ukraina Barat

Medvedev juga mengatakan bahwa PBB dan lembaga internasional lainnya kini sedang mengalami “krisis serius”. Lembaga-lembaga tersebut seharusnya diciptakan untuk menyelesaikan perselisihan internasional, tetapi kini malah diubah menjadi medan perang oleh Barat.

“Lawan kami berusaha mendapatkan suara sebanyak mungkin untuk mendukung inisiatif anti-Rusia mereka, menggunakan cara curang seperti tekanan ekonomi, pemerasan, dan suap politik,” kata Medvedev.

Seperti diketahui, Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada Februari 2022, setelah menyebut Ukraina gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk, sebuah perjanjian di tahun 2014 yang bertujuan untuk menyelesaikan perang saudara di Donbass secara damai. Dalam kesepakatan itu, Ukraina diminta untuk memberikan status otonomi khusus bagi wilayah Donetsk dan Lugansk. Namun, pasukan Ukraina justru terlibat pertempuran dengan dua kelompok separatis tersebut.

Puncaknya terjadi pada bulan Februari 2022, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk sebagai negara merdeka. Beberapa hari berselang, Putin mengerahkan pasukan militer Rusia ke Ukraina Timur untuk melindungi dua negara baru tersebut.

Pada September 2022, Donetsk dan Lugansk, beserta dua wilayah lainnya, yakni Kherson dan Zaporozhye, memutuskan untuk bergabung dengan Federasi Rusia melalui referendum atau jajak pendapat. Namun, pemerintah Ukraina dan negara-negara Barat menyebutnya sebagai referendum palsu yang digunakan oleh Rusia untuk mengambil alih wilayah Ukraina.

Presiden Serbia Sebut Konflik Rusia-Ukraina Akan Menyebar ke Wilayah Lain


Artikel ini bersumber dari www.jitunews.com.

error: Content is protected !!
Exit mobile version