Puisi tentang lingkungan dan alam sering kali mendorong seseorang untuk menjaga kelestarian serta kebersihan sekitar. Yuk, tengok contoh puisi bertemakan lingkungan melalui artikel berikut!
Puisi adalah bentuk dari karya sastra yang berisi ungkapan serta perasaan, entah itu terkait rasa sedih, gelisah, marah, atau bahkan kekaguman.
Dari sekian banyak tema, puisi tentang lingkungan dan alam sekitar menjadi salah satu tema favorit yang ditulis oleh banyak orang.
Dalam penulisan puisi tentang lingkungan, sederet penyair acapkali menulis seputar keindahan atau kerusakan alam.
Adapun puisi yang menyoroti isu-isu lingkungan sekitar bisa memengaruhi pembaca sehingga menyadarkan bahwa menjaga alam sangatlah penting.
Apabila kamu termasuk orang yang ingin memulai membuat puisi tentang lingkungan dan alam sekitar, 99.co Indonesia akan memberikan sejumlah contohnya.
Berikut ini adalah puisi-puisi yang telah kami rangkum dari berbagai sumber.
9 Contoh Puisi tentang Lingkungan dan Alam
1. Lingkungan yang Indah
Karya: Afrina Hera Rahma Dini
Oh lingkungan…
Kau bagai permata di mataku
Karena kau dunia ini menjadi indah
Oh lingkungan…
Kau sudah menghias dunia ini
Dengan tanaman dan bunga-bunga
Tetapi sayang
Tanaman dan bunga-bungamu
Sering dipetik dan dirusak orang
Sehingga habis
Tetapi aku tidak akan pernah
Membuat bunga dan tanamanmu
Hilang dan layu
Aku akan merawatmu
Sampai mekar dan indah
Karena kau aku hidup
Kalau tida ada kau
Semua manusia menghirup udara kotor
Dan karena kau
Udara kotor menjadi udara yang bersih
2. Menjaga Lingkunganku
Terbangun di pagi hari
Ku buka jendela
Sinar surya tampar kedua mata
Aku tersenyum mencium harum bunga
Kulihat kiri dan kanan
Jauh dan dekat
Terlihat anugerah Tuhan
Yang melekat pada lingkungan yang indah
Aku semakin bersemangat
Menjajal hari ini mengejar tekad
Lingkunganku indah dan aku kuat
Tak ada lagi yang mampu menghambat
Terima kasih, Tuhan
Kau bukakan hatiku akan suatu keindahan
Sehingga tak ada lagi kata segan
Untuk menjaga tanah dan tumbuhan
Di sekeliling halaman
3. Selamatkan Hutan
Bagaimana jadinya
Bila rindangnya hutan
Menjadi sasaran utama para serakah
Yang hatinya penuh amarah?
Bagaimana selepasnya
Bila sejuknya kaki gunung
Digunduli oleh mesin-mesin baja
Yang hanya tahu untung?
Bagaimana nasib para penerus
Ketika tahu hutan menjadi tandus
Tak diperhatikan dan tak terurus
Yang tersisa hanya gersang dan hangus?
Bagaimana?
Apakah mereka hanya bisa mengelus dada?
Melihat apa yang terpandang di depan mata?
Sebegitu tegakah tuan berkuasa
Hingga mereka hanya terbungkam kata?
Tolonglah
Jaga dan selamatkan hutan kita
4. Desaku
Karya: Ilyas
Desaku
Desa yang subur akan air mata
Tangisan selalu hadir
Kegelisahan
Rasa takut
Suram
Hingga kebodohan
Menghantui
Kekayaan
Kesuburan alam tak ada arti
Karena negeri ini lebih kaya
Akan tikus-tikus yang serakan
Penjajah keadilan dan
Pejabat yang tak tahu hitam dan putih
5. Asap Keresahan
Karya: Erwin Agus Nofia
Asap yang telah merebut kebahagiaan
Asap keserakahan yang membeli kebahagiaan
Asap keserakahan yang membeli jiwa kemanusiaan
Bagaimana bisa dia tidak kusalahkan
Wahai alam…
Di mana pagimu nan indah
Di mana udara segar yang kuhirup
Di mana kesejukan daun rimbunmu
Di mana mereka wahai alamku…
Wahai asap keserakahan…
Kau merebut pagiku nan indah itu
Kau merebut udara segar yang kuhirup itu
Kau juga merebut kesejukanku itu
Jawablah wahai asap, jawablah aku
Wahai manusia…
Memang aku mengambil pagimu nan indah itu
Aku memang merebut udara segarmu itu
Aku juga telah merebut kesejukanmu itu
Lalu, apakah ini semua salahku?
Asap keserakahan…
Kau telah merebut pagiku
Kau telah merusak udaraku
Kau juga yang telah merusak kesejukanku
Aku harap kau segera menghentikan kriminalmu
6. Surat pada Penguasa
Dengan darah yang mengucur sepanjang
Penderitaan yang bergeming
Di tubuh rentaku
Kukatakan pada kalian yang telah
Dititipkan sayap oleh Tuhan
Untuk terbang mengepak di atas kepalaku
Bahwa matiku tinggal beberapa detak jantung lagi
Dan aku tidak memiliki seserbuk gula untuk bekal
Anak-anakku menyeberangi aspal
Aku mohon pada kalian yang telah direstui langit untuk
Menjadi pemimpin
Jangan lagi sepetak tanahku kalian incar untuk pembangunan
Hanya itu yang kumiliki
7. Aku Cinta Alamku
Aku cinta alamku
Dengan segala yang dipersembahkan
Aku menyayangi sepenuh hati
Oh tidak, entah bagaimana jadinya
Jika para perusak mulai bergerak
Memenuhi nafsu yang membulalak
Pasti kan hancurlah semuanya
Tidak, sungguh tak boleh terjadi
Aku tak ingin jadi pembenci lagi
Semua berawal mulai hari ini
Percayalah, kujaga, takkan kau mati
Aku cintai kau setulus hati
Pasti kan kubalas budi
Atas semua yang kau beri
Untuk alamku, semoga tetap alami
8. Jagalah Hutanku
Betapa luas terbentang
Hutanku begitu hijau
Tempat flora dan fauna
Hidup tumbuh berbahagia
Tapi kita hutanku kurang
Bahkan ada yang sudah hilang
Pohon-pohon banyak ditebang
Oleh orang yang tak sayang
Kalau hutan telah gundul
Bencana alam akan muncul
Air susah di saat kemarau
Bila hujan banjir datang
Mari jaga hutan kita
Agar jauh dari bencana
Kalau hutan lestari
Tentu bumi akan asri
9. Pemanja Mata
Ada masa di mana
Matamu begitu terbelalak
Yaitu ketika dia
Menatap keindahan lingkungan
Ada saatnya di mana
Matamu termanjakan
Dengan suguhan penglihatan
Yang enggan melepas pandangan
Bukan kemewahan, berlian
Emas dan intan
Semua tak dapat dinikmati setiap insan
Namun di sini, lingkungan ini
Matamu enggan mengelak
Betapa indahnya, alam-Mu
Betapa tersadarnya, hamba-hamba-Mu
Akan kesadaran pelestarian lingkungan
Mengalir deras asa, menggapai masa depan
Oh Tuhan
Jagalah, kami akan jaga
Lindungilah, kami melindunginya
Jangan timpakan bencana
Jangan titipkan azab-Mu di sana
***
Itulah kumpulan puisi tentang lingkungan yang bisa kamu jadikan inspirasi, Sahabat 99.
Semoga bermanfaat, ya.
Pantau terus informasi menarik dan terbaru di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah nyaman seperti Mustika Park Place?
Kunjungi 99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian ideal, karena kami selalu #AdaBuatKamu.
Artikel ini bersumber dari berita.99.co.